Pemuda yang Tewas Akibat Jatuh dari Tebing Pantai Balangan Bali Dikenal sebagai Sosok yang Cerdas
Malam ini di rumah duka tempat GES disemayamkan itu, diadakan misa tutup peti sebagai ibadah perpisahan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - GES (16), pemuda yang tewas lantaran terjatuh dari tebing Pantai Balangan, Kuta Selatan, Bali, adalah sosok yang cerdas.
Ibu GES, Yanri (46) mengatakan, anak kedua dari dua bersaudara itu sebelum meninggal duduk di bangku kelas 2 SMA Kolose Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat.
Baca: PLTB Tolo Tahap Pertama Segera Rampung, Vena Energy Siap Mulai Tahap Kedua
GES bisa masuk SMA Kolese Kanisius karena kepintarannya sejak duduk di bangku sekolah dasar.
Anaknya itu kerap kali mendapat peringkat satu di laporan hasil belajarnya selama sekolah.
Oleh karenanya, GES dimasukkan ke SMP Kolese Kanisius yang berakreditasi A dengan syarat masuk yang cukup ketat.
Hal itu untuk membuat GES merasakan persaingan yang lebih ketat agar dirinya lebih giat belajar.
"Kita kan takut anak kita ada di atas angin, nggak pernah lihat keluar. Di luar padahal masih banyak yang hebat. masih ada orang yang lebih dari dia," kata Yanri, Minggu (1/7/2018).
Yanri mengatakan, hasil ketekunan GES saat belajar kembali terlihat saat ia duduk di bangku SMP Kolese Kanisius.
Meski tak selalu mendapatkan peringkat satu selama enam semester di SMP Kolese Kanisius, GES tetap mendapatkan penghargaan sebagai juara umum ketika lulus.
"Selalu (dapat ranking), tapi kadang satu, kadang dua. Sampai dia lulus SMP jadi juara umum. Kan kalau rapor itu kan enam semester, dia dapat juara umum dari enam semester itu. Makanya dia dapat pin dua, dapat penghargaan lah," kata Yanri.
Selepas SMP, GES didaftarkan ke SMA Kolese Kanisius. Di SMAnya, hasil belajar GES selalu menunjukkan peningkatan sejak semester satu.
Orang tuanya juga selalu menasihati agar GES selalu bersyukur atas segala yang telah ia perjuangkan dan raih dalam pembelajarannya di sekolah, terlebih ketika tujuan utama GES selepas SMA adalah masuk Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Saya cuma bilang nggak usah lihat kanan kiri, yang penting kamu berusaha untuk mempertahankan saja. Cita-cita dia kan mau masuk ITB. Kita nggak usah lihatlah teman kamu berapa (nilainya), nilai kamu segini oke, udah bagus kamu pertahanin segini," cerita Yanri.
Pantauan TribunJakarta.com, ruangan 201 di rumah duka Grand Heaven, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu malam ini dipenuhi kerabat serta teman sekolah GES.