Manajemen Kereta Commuterline Bantah Gratiskan Naik KRL dari Stasiun Bogor
Seorang pengguna Twitter dengan akun Bakul Tongseng IG mengunggah sebuah foto antrean penumpang di depan mesin penjualan.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Suci Febriastuti
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Pembaharuan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik yang belum selesai menimbulkan penumpukan penumpang di sejumlah stasiun, Senin (23/7/2018).
Hal ini dikarenakan pengguna KRL Commuterline harus mengantre di loket untuk membeli tiket kertas seharga Rp 3.000 ke semua tujuan.
Satu di antara stasiun yang terdampak yaitu Stasiun Bogor.
Seorang pengguna Twitter dengan akun Bakul Tongseng IG mengunggah sebuah foto antrean penumpang di depan mesin penjualan.
Foto tersebut kemudian ia sertakan keterangan, bahwa penumpang berontak sehingga petugas terpaksa membuka seluruh akses masuk ke stasiun.
Dikonfirmasi TribunJakarta.com, Eva Chairunnisa selaku VP Komunikasi Perusahaan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengatakan tidak ada penggratisan yang dilakukan oleh petugas di stasiun tersebut.
"Tidak ada," jawab Eva singkat kepada TribunJakarta.com pada Senin (23/7/2018) pagi ini.
Sebelumnya PT KCI juga sudah memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami seluruh pengguna KRL.
Baca: Tiket Kertas Untuk Naik KRL Hari Ini Dijual Rp 3.000 Per Penumpang
"Permintaan maaf khususnya kami sampaikan kepada para pelanggan setia kami, pemilik Kartu Multi Trip (KMT) maupun kartu uang elektronik dari bank yang tetap perlu melakukan transaksi tiket pada loket sebelum menggunakan jasa KRL selama masa pemeliharaan berlangsung," ujar Eva.
Ia juga telah mengimbau pengguna jasa untuk merencanakan kembali waktu perjalanannya, serta memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi.
"Saat ini seluruh petugas telah dikerahkan untuk mendukung pembaharuan sistem sekaligus membantu layanan kepada para pengguna KRL," beber dia.