Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Psikolog Ungkap Sejumlah Pemicu Pelajar Suka Tawuran

Tawuran pelajar kembali marak terjadi belakangan. Fenomena ini bukanlah masalah baru, tapi seakan sulit untuk dihilangkan.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Psikolog Ungkap Sejumlah Pemicu Pelajar Suka Tawuran
ilustrasi tawuran full 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tawuran pelajar kembali marak terjadi belakangan. Fenomena ini bukanlah masalah baru, tapi seakan sulit untuk dihilangkan.

Tawuran pelajar merupakan penyakit sosial yang cukup serius karena aksi ini merugikan orang banyak. Bahkan tidak jarang berakibat kehilangan nyawa para pelakunya.

Baca: Muridnya Tawuran, Tunjangan Kepala Sekolah dan Guru Bakal Diturunkan

Baca: Polisi: Pelajar yang Tawuran di Kebayoran Lama dalam Pengaruh Minuman Keras

Apa sebenarnya yang ingin dicari para pelaku tawuran? Eksistensi, kebanggaan, atau sekadar ikut-ikutan teman?

Psikolog sekaligus Founder "Persona Psychology", Eva Hajriani, Psi, mengatakan," Masa remaja dasarnya adalah tahap pencarian jati diri. Dengan kapasitas emosi yang masih labil dan cara berpikir terbatas, seringkali mereka mengambil tindakan yang belum tepat tanpa pemikiran panjang. Sehingga seringkali melakukan tindakan yang tidak dipikirkan konsukuensinya," katanya, Kamis (14/9/2018).

Selain itu, Eva juga menyoroti faktor lingkungan dan sekolah terhadap siswa-siswa yang terlibat tawuran.

"Suasana sekolah yang tidak bisa memberi kenyamanan pada siswa juga bisa berpengaruh. Hal itu akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman-temannya. Dan, tentunya sekolah lebih sulit mengontrol mereka ketika sudah di luar," terang pemilik akun Line @evahajriani ini.

Eva menambahkan, perhatian dari guru yang kurang terhadap siswa bisa juga menjadi penyebab terjadinya tawuran.

Berita Rekomendasi

"Ya, terkadang ada guru yang lebih memperhatikan siswa yang berprestasi saja. Maka siswa yang kurang mampu akan merasakan iri dan kurang perhatian untuk mencari perhatian biasanya mereka melakukan kegiatan yang melanggar peraturan sekolah salah satunya adalah tawuran," katanya.

Dikatakan Eva, tawuran memiliki dampak buruk secara psikologi dalam jangka panjang. Para pelaku tawuran pelajar terbiasa berkelahi dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan.

"Sampai dewasa, cara itulah yang nanti akan digunakan mereka untuk mencapai tujuan atau menyelesaikan masalah," katanya.

Seperti ramai diberitakan, tawuran pelajar kembali marak terjadi belakangan.

Misalnya, tawuran antarpelajar di Bekasi yang melibatkan tiga sekolah.

Tawuran ini berawal dari pelajar SMK KBM mengirim pesan WhatsApp kepada pelajar SMK PA untuk melakukan tawuran pada Kamis 16 Agustus 2018.

"Awalnya antara SMK PA dan KBM ini melalui WhatsApp sepakat untuk bertemu dan melaksanakan tawuran di tempat yang sudah disepakati di Jalan Sumur Batu, Bantargebang," kata Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Wijonarko, di Mapolres Metro Bekasi Kota, Selasa (28/8/2018).

Ketika bertemu di Jalan Raya Sumur Batu, tawuran antardua kubu pun pecah. Mereka saling bergantian melakukan serangan.

Tak berselang lama, terdapat tiga pelajar dari SMK KBM terjatuh dan dikeroyok oleh lima pelajar dari SMK PA.

IP, satu dari tiga pelajar yang dikeroyok itu tewas dengan luka bacokan di bagian kepala. Sedangkan dua lainnya AL dan MDP, mengalami luka berat dengan masing-masing di bagian tangan dan kepala.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas