Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengapa PDIP Tak Lagi Digdaya di Pilkada Jateng? Pengamat Ungkap Sejumlah Faktor Penyebab

Kekalahan Andika Perkasa-Hendar Prihadi dari Ahmad Luthfi -Taj Yasin di Pilgub Jateng menjadi penanda sejarah tumbangnya PDIP di kandang Banteng.

Penulis: Reza Deni
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mengapa PDIP Tak Lagi Digdaya di Pilkada Jateng? Pengamat Ungkap Sejumlah Faktor Penyebab
Kolase Tribunnews.com/Tribun Jateng/Agus Iswadi
Kekalahan Andika Perkasa-Hendar Prihadi dari Ahmad Luthfi dan Taj Yasin di Pilgub Jateng lewat sejumlah quick count dinilai menjadi penanda bagi terciptanya sejarah tumbangnya PDIP di kandang Banteng. 


Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kekalahan Andika Perkasa-Hendar Prihadi dari Ahmad Luthfi dan Taj Yasin di Pilgub Jateng lewat sejumlah quick count dinilai menjadi penanda bagi terciptanya sejarah tumbangnya PDIP di kandang Banteng.

"Sebab, sejak sejarah Pilkada hadir di 2005, PDIP selalu digdaya di Jateng. Kondisi itu dipengaruhi oleh beberapa hal," kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs Khoirul Umam dalam pesan yang diterima, Kamis (28/11/2024).

Baca juga: Megawati Respons Hasil Hitung Cepat Pilkada Jateng, Singgung Mobilisasi Kekuasaan

Yang pertama, Umam menilai besarnya dominasi mesin politik koalisi pengusung Lutfi-Taj Yasin sebesar kurang lebih 75 persen, ditambah dukungan political endorsement Jokowi & Prabowo, memberikan pesan politik kuat bagi simpul-simpul kekuatan politik, termasuk juga para donor logistik, untuk all out memenangkan Lutfi-Yasin. 

"Jaringan Jokowi juga all out and at all cost, karena hasil Pilkada Jateng menjadi pertaruhan nasib dan jug pride bagi Jokowi dan keluarga yang harus berhadap-hadapan dengan kekuatan PDIP yang selama ini terkuat," kata Umam.

Kemudian, Umam juga melihat karakter pemilih Jateng, khususnya wilayah Pantura, didominasi oleh masyarakat santri dan lebih mendukung representasi kandidat Nasionalis-Santri, yang tercermin di Lutfi-Yasin. 

"Jaringan Nahdlatul Ulama sangat all out mendukung pasangan ini. Sementara pasangan Andika-Hendi cukup berbeda, dimana keduanya sama-sama merepresentasikan corak nasionalis," kata dia.

Berita Rekomendasi

"Dengan demikian, kekuatan KIM yang diback up oleh Jokowi bisa memanfaatkan situasi rapuhnya barisan kekuatan PDIP di Jawa Tengah. Ditambah lagi, constrain utama yang dihadapi calon PDIP di Pilkada Jateng ini adalah faktor sangat terbatasnya waktu sosialisasi, termasuk untuk melakukan penetrasi ke segmen santri di Jawa Tengah," pungkasnya.

Baca juga: Endorse Jokowi Manjur di Pilkada Jateng 2024, di Jakarta Kurang Ampuh

Sebelumnya, pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin berhasil memenangkan Pilgub Jateng dengan perolehan suara yang signifikan, unggul dari kandidat lain dalam kompetisi yang berlangsung sengit. 

Dihimpun dari berbagai sumber, Lembaga Survei Indonesia (LSI) mencatat 100 persen sampel suara masuk untuk penghitungan cepat Pilgub Jawa Tengah. 

Hasilnya dimenangkan oleh pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin. 

Pukul 18.03 WIB, LSI mencatat Luthfi-Yasin meraih 59,38 persen suara sementara Andika Perkasa-Hendrar Prihadi 40,62 persen.

Versi Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Luthfi-Yasin mendapat 59,12 persen suara, Andika-Hendrar 40,88 persen suara. Per pukul 18.08 WIB, data sampel suara masuk mencapai 98, 90 persen.

Lalu, Quick count Indikator Politik Indonesia, Luthfi-Yasin merebut 58,24 persen dan Andika-Hendrar 41,76 persen suara. 

Data masuk dari Indikator Politik hingga pukul 18.07 WIB mencapai 98,83 persen.

Terakhir, quick count Charta Politika per pukul 18.13 WIB, dengan sampel suara masuk 99 persen menemukan Luthfi-Yasin meraih 58,36 persen suara. Andika-Hendrar 41,64 persen.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas