Tak Sanggup Bayar Biaya Persalinan, Bayi Baru Dilahirkan di Tangerang Ditahan Bidan
Pasangan suami istri Randi dan Atikah hanya bisa memasang rawut wajah memelas.
Editor: Hasanudin Aco
Namun, pada Rabu (26/9/2018), istri bersama buah hatinya akhirnya dikeluarkan dari rumah sakit atas permintaan bidan Yuni lantaran belum melunasi pembayaran.
"Saya disuruh mencicil, saat sedang mengupayakan dananya, tiba-tiba berselang empat hari, istri dan anak saya disuruh pulang. Itu pun tanpa sepengetahuan dari saya," kata Randi.
Randi menyebut kepulangan istri dan anaknya yang diantarkan bidan itu tidak langsung menuju ke rumah. Melainkan ke tempat praktik bidan tersebut.
"Saat pulang dari rumah sakit, istri saya ngomong ke bidan kalau mau menunggu saya. Tapi oleh bidan itu dipaksa untuk pulang dan bidan itu ngomong 'ribet suami kamu itu'. Ternyata, saat di jalan, hanya istri saya saja yang diantar pulang ke rumah. Sedangkan bayi saya ditinggal di tempat praktik bidan," ungkap lelaki yang kesehariannya bekerja sebagai supir taksi ini.
Dirinya menambahkan, bidan tersebut sempat mengatakan bahwa bayinya dititipkan ke rumah jasa penyimpanan anak dengan biaya penitipan Rp 250.000 per hari.
"Tanpa bisa berbuat apa-apa, istri saya yang masih dalam keadaan lemas langsung menangis dan menceritakan hal tersebut kepada saya ketika di rumah," imbuh Randi.
Ia menuturkan pihaknya telah mencoba berkomunikasi dengan bidan Yuni, untuk berdiskusi masalah biaya.
Pihak keluarga pun mencoba untuk mengambil opsi membayarkannya melalui BPJS, tapi ditolak oleh bidan Yuni.
"Kata bidannya, kalau pakai BPJS paket bidan dilepas olehnya. Tapi, saat itu juga bidan Yuni ngomong kalau tanpa paket bidan, biaya persalinan dari hari Sabtu hingga Rabu menyentuh harga sebesar Rp. 17,5 juta," tuturnya.
Randi pun mencoba konfirmasi kepada pihak rumah sakit terkait biaya persalinan hingga perawatan istri dan anaknya.
"Dari keterangan rumah sakit memberikan jawaban kalau urusannya hanya dengan pihak bidan Yuni saja. Dari situ saya pun punya pemikiran adanya permainan antara keduanya," jelas Randi yang memiliki tiga anak perempuan ini.
Namun, lanjut Randi, saat pihaknya mencoba kembali berkomunikasi dengan bidan Yuni pada Kamis (27/9/2018), telepon genggamnya tidak aktif.
"Handphone-nya eggak aktif, saya datangi ke lokasi praktiknya pun tidak ada aktivitas di sana. Saya coba hubungi lagi sampai hari Sabtu pun nggak aktif," paparnya.
Penulis: Andika Panduwinata
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.