Kisah Tukang Perahu Eret Plumpang, Abdul Tak Pernah Tinggalkan Perahu Kecuali Saat ke Kamar Mandi
Selama menjadi tukang perahu eretan, Abdul sapaan akrabnya tidak pernah meninggalkan perahunya kecuali untuk ke kamar mandi.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Abdul Latif (30) sudah dua tahun bekerja sebagai tukang perahu eretan di Kali Sunter Plumpang.
Selama menjadi tukang perahu eretan, Abdul sapaan akrabnya tidak pernah meninggalkan perahunya kecuali untuk ke kamar mandi.
"Kalau saya tidak ada kadang warga suka marah karena nunggu, jadi saya kalau apa-apa serba tergesa-gesa. Seperti lagi makan contohnya," ujar Abdul.
Karena hal tersebut Abdul kerap kali menahan lapar bahkan sampai sakit karena tidak teratur makannya.
Baca: Fakta-fakta Mahasiswa UIN Diduga Terlibat Video Mesum
Abdul tidak memiliki tempat tinggal di Jakarta, ia tidur dan mencuci di perahu yang dioperasikannya.
Jika hendak mencuci, Abdul menggunakan air yang dibelinya dari tukang air keliling.
Kemudian mencuci dan menjemurnya diatas perahunya.
Diatas perahu berukuran sekira 2,5x6 meter tersebut Abdul mengantungkan hidupnya.
Ia merupakan seorang Ayah dari dua anak yang masih kecil.
Anak pertamanya sudah berumur 4 tahun sedangkan anak keduanya berumur 2 tahun.
Menjadi tukang perahu eret membuat Abdul terpisah dengan anak istrinya di kampung.
Dalam satu hari Abdul mendapat penghasilan berkisar Rp 100 ribu - Rp 150 ribu.
Penghasilan tersebut otomatis akan dipotong untuk biaya sewa perahu Rp 35 ribu per hari.