Mengundang Empati Warga, Pria di Tangerang Menderita Penyakit Langka: Bola Mata Membesar
Saat ini mereka hanya bisa berharap dari uluran tangan warga yang peduli terhadap penderitaan Tatang.
Editor: Choirul Arifin
![Mengundang Empati Warga, Pria di Tangerang Menderita Penyakit Langka: Bola Mata Membesar](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tatang_20181017_114843.jpg)
Laporan Reporter Tribunnews, Andika Panduwinata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tatang (55), warga Kampung Cikareo RT 06 / RW 03 Desa Cikareo, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang.
Ia sudah tiga tahun bergelut dengan penyakit aneh yang dideritanya. Bagian kepala dan bola mata sebelah kiri semakin membesar.
Tatang dan keluarga pun binggung terhadap penyakit yang menimpanya tersebut. Meski sudah berulang kali ke luar masuk rumah sakit, tetapi penyakit aneh itu tak kunjung bisa disembuhkan.
Ia dan keluarganya tak mampu lagi memeriksakan penyakit itu karena kehabisan biaya.
Saat ini mereka hanya bisa berharap dari uluran tangan warga yang peduli terhadap penderitaan Tatang.
Akibat penyakit anehnya itu, Tatang hanya bisa berdiam diri di rumah.
Ia mengaku malu ke luar rumah untuk berkomunikasi dengan warga lain karena penyakitnya tersebut. Dan kondisi fisik semakin melemah.
"Sudah sejak tiga tahun yang lalu sakitnya, kalau sampai sekarang 3 bulan saya menderita penyakit ini semakin parah. Saya sendiri tidak tahu penyebabnya, tiba - tiba kepala membesar. Bola mata membesar dan berubah seperti ini," ujar Tatang saat dijumpai di kediamannya, Rabu (17/10/2018).
Tatang menuturkan, dirinya saat ini pasrah karena keluarga tidak mempunyai biaya lagi untuk penyembuhan.
Baca: Billy Sindoro Dua Kali Terlibat Suap, KPK Pertimbangkan Hukuman Maksimal
Tatang selama ini tinggal bersama istrinya Emun (50), dengan anak bungsunya Saepul Bahri (26).
Sementara anak pertama Siti Umyati (30) dan anak kedua Yati Hartati (28) sudah berkeluarga dan tidak tinggal serumah.
"Mau gimana lagi, kami sekarang hanya bisa pasrah, dan berharap ada yang membantu. Kalau sedang datang rasa sakit, hanya bisa terdiam, kejang dan tidak tidur dua hari dua malam," ucapnya.
Ketua RT setempat, Samsudin mengungkapkan sudah lama Tatang menderita penyakit yang langka tersebut.