Sampah di Muara Baru Penjaringan Mulai Menumpuk, Warga Mengeluh
Dalam beberapa hari terakhir, gunungan sampah tersebut semakin menjulang tinggi.
Editor: Hasanudin Aco
"Kemarin, ada yang lagi nyari rongsokan. Lagi ramai-ramainya, eh tiba-tiba aja longsor. Jatuh, ketimbun dah tuh pemulung. Untung kepalanya masih nongol, masih bisa napas. Akhirnya dibantuin sama warga dan pemulung lainnya. Alhamdulillah selamat," tutur Dirman.
Makan tak tertelan
Selain itu, dampak lain yang ditimbulkan oleh gunungan sampah Muara Baru adalah bau menyengat yang tercium hingga ratusan meter dari lokasi pembuangan sementara.
"Bukan sok bersih ya mas. Kadang makan sampai gak ketelan karena saking baunya. Emang sih saya akui, saya tinggal di permukiman kumuh, tapi ya nggak sejorok itu," kata Nurhayati, warga lainnya di lokasi.
Setelah diberi tahu permasalahan penyebab gunungan sampah, Dirman berharap agar Pemprov DKI Jakarta segera menyelesaikan perselisihan dengan Pemkot Bekasi.
"Pasti masalahnya duit nih, saya yakin banget. Jadi saya mohon kepada Pak Anies, Pak Gubernur kita, tolonglah masalah ini diselesaikan. Duit dari pajak dan sebagainya kan banyak, pakai dulu lah. Ini masalah sampah udah darurat. Kasihan kami, warga yang tinggal di sekitar sini," ucapnya.
Petugas kewalahan
Nursyafrudin, seorang Pekerja Harian Lepas (PHL) yang menangani sampah di tempat itu, juga mengaku kewalahan menangani gunungan sampah tersebut.
Sebab, pasokan sampah yang masuk ke TPS tidak sebanding dengan sampah yang berhasil diangkut petugas.
"Jumlah sampah yang masuk ke sini bertambah. Sedangkan yang kita angkut ke Bantar Gebang justru semakin sedikit. Nggak seimbang," ujarnya kepada Warta Kota, Minggu (21/10).
Dalam kondisi seperti ini, bukannya mendapatkan tambahan truk sampah, Nursyafrudin dan teman-temannya malah kekurangan alat angkut.
Bahkan sistem saling tarik truk sampah antarkelurahan yang ada di Kecamatan Penjaringan tak dapat menyelesaikan masalah.
"Umpamanya Penjaringan jatahnya berapa mobil dan dibagi per kelurahannya dapat berapa. Ada yang ditarik ke kerja bakti dan sebagainya. Mobil yang biasa di Muara Baru ditarik ke sana dulu, atau yang di Pluit ditarik ke Muara Baru. Di Kelurahan Pluit kan gak pake dipo, ya dia biasa manual. Ibarat kata, orang RW yang biasa ngangkutin sampah kan kalau Minggu nggak masuk. Daripada mobilnya libur ditarik ke Muara Baru. Biasanya nggak numpuk setinggi ini," tutur Nursyafrudin....
Kewajiban selesai
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.