Kasus Pembunuhan di Bekasi, Polisi: Tidak Ada Kerusakan di Pintu dan Kunci Rumah
berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi tidak menemukan adanya kerusakan pada pintu atau kunci rumah
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tewasnya empat orang anggota keluarga Diperum Nainggolan (38) di rumahnya di Jalan Bojong Nangka 2, RT02, RW07, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi masih menjadi misteri.
Pasalnya, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi tidak menemukan adanya kerusakan pada pintu atau kunci rumah satu keluarga tewas tersebut.
"Sementara ini kita melihat tidak ada pintu yang dicongkel," kata Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Indarto, Selasa (13/11/2018).
Baca: Sederet Fakta Kasus Tewasnya Satu Keluarga di Bekasi
Indarto menambahkan, pihaknya juga sempat menemukan sebilah gunting yang tergeletak di dekat jenazah korban yang ditemukan terkapar di ruang tengah atau ruangan televisi.
"Tadi ada beberapa sudah kita amankan berupa gunting, tapi kita akan cek apakah gunting itu memang digunakan atau kebetulan ada di TKP," jelas dia.
Keluarga Diperum Nainggolan diketahui memiliki usaha toko kelontong yang juga jadi rumah tinggal korban. Pada pintu toko rolling door tidak ditemukan juga adanya kerusakan atau bekas congkelan.
Selain toko kelontong, korban juga mengelola satu komplek kos-kosan yang berada di belakang kediamannya. Usaha kos itu milik kakak kandung korban bernama Doglas Nainggolan.
Adapun akses masuk menuju pintu utama rumah korban berada satu gerbang dengan komplek kos-kosan. Jimmy salah satu penghuni kos mengatakan, setiap hari pukul 11 malam, gerbang tersebut dikuncing pengelola kos.
Tidak ada seorangpun yang bisa masuk tanpa seizin Doglas atau Diperum jika datang lebih dari jam 11 malam. Karena kunci gerbang sengaja tidak diberikan kepada penghuni kos agar kemanan kos lebih terjaga.
"Yang punya kunci itu cuma Pak Doglas, Pak Diperum sama aku, karena kebetulan aku sudah empat tahun tinggal disini dan kadang suka pulang hingga larut malam," jelas dia.
Adapun jika penghuni kos pulang larut malam pasti harus mengabari pengelola kos, Diperum atau Doglas. Biasanya penghuni kos yang pulang larut malam akan menelpon untuk dibukakan pintu.
"Saat kejadian saya kebetulan sudah tidur dari jam 12 malam, saya enggak denger sama sekali suara ribut-ribut atau apa sampai jam 12 itu," ungkapnya.
Sebelumnya, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya sendiri di Pondok Melati, Kota Bekasi. Korban ditemukan dengan luka akibat senjata tajam dan juga luka diduga akibat sekapan.
Polisi sejauh ini masih menyelidiki kasus tersebut, belum jelas motif apa dibalik dugaan penbunuhan yang menewaskan satu keluarga tersebut. Pasalnya dari olah tempat kejadian perkara sejumlah barang berharga milik korban diketahui masih utuh seperti perhiasan.
Adapun empat korban atas nama Diperum Nainggolan kepala keluarga berusia 38 tahun, Maya Ambarita (37) isteri. Sarah Nainggolan anak berusia sembilan tahun, dan Arya Nainggolan anak berusia tujuh tahun.