Kesaksian Satpam dan Ketua RT Sebelum Satu Keluarga di Bekasi Ditemukan Tewas Dibunuh
Pembunuhan Diperum Nainggolan (38) dan tiga anggota keluargannya di Pondok Melati, Kota Bekasi, diduga terjadi sekira pukul 03.30 WIB, Selasa.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Pembunuhan Diperum Nainggolan (38) dan tiga anggota keluargannya di Jalan Bojong Nangka 2, RT02, RW07, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, diduga terjadi sekira pukul 03.30 WIB, Selasa (13/11/2018).
Seorang petugas satuan pengamanan (satpam) sekolah swasta yang tak jauh dari lokasi, Agus Amri mengaku sempat belanja ke warung kelontong milik korban sekitar pukul 20.30 WIB.
Baca: Kasus Pembunuhan di Bekasi, Polisi: Tidak Ada Kerusakan di Pintu dan Kunci Rumah
Saat itu, Agus Amri membeli rokok dan tidak melihat hal mencurigakan di warung kelontong tersebut.
"Warung kan buka sampai pukul 23.00 WIB, saya semalam sempat beli rokok di warung korban. Biasa saja tidak ada yang aneh, malah saya sempat bercanda ke korban," katanya kepada Warta Kota, di lokasi kejadian perkara, Selasa (13/11/2018).
Baca: Polisi Tidak Temukan Kerusakan Pintu dan Kunci di Rumah Diperum Nainggolan
Dia menjelaskan bahwa dirinya biasa piket malam untuk menjaga sekolah swasta itu.
Selama berjaga hingga pukul 02.30 WIB dini hari, dia tidak melihat hal mencurigakan.
"Enggak ada yang aneh sih, biasa saja yang lewat warga-warga yang saya kenal. Kita pindah ngopi setengah 3 subuh. Nah setelah itu saya enggak tahu lagi," ucapnya.
Dia menambahkan bahwa dirinya baru mengetahui kasus pembunuhan tersebut pagi sekira pukul 06.30 WIB.
Baca: Peserta Test CPNS Indramayu Kontraksi saat Baru 60 Menit Kerjakan Soal, Tapi Lolos Passing Grade
"Ada penghuni kos teriak-teriak. Manggil saya sama teman. Saya juga datang ada RT RW mendobrak rolling door sama pintu. Saya enggak berani masuk, lihat dari jauh banyak darah sama korban tergeletak," katanya.
2 mobil hilang
Sementara itu, Agus Sani (53), Ketua RT 02/RW 07, mengatakan, pada Senin dini hari memang sempat ada mobil melintas cepat.
"Dini hari ada mobil lewat kencang gitu kata security . Saya juga baru tahu setelah warga lapor. Selama ini sih baik-baik saja enggak ada cekcok keluarga," katanya.
Agus Sani menambahkan, dua mobil yang biasa diparkir di rumah korban, tidak ada.
"Korban punya tiga unit mobil. HRV , Nissan Xtrail sama mobil box disimpan di garasi dekat sini. HRV sama Nissan engga ada," katanya.
Baca: 7 Fakta Kemenangan Timnas Indonesia atas Timor Leste di Piala AFF 2018
"Nah saya tidak tahu apakah dibawa kabur atau apa saya kejelasannya belum pasti," ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, empat orang ditemukan tewas di rumahnya sendiri di Pondok Melati, Kota Bekasi.
Korban-korban yang merupakan satu keluarga itu ditemukan dengan luka akibat senjata tajam dan luka diduga akibat disekap.
Polisi sejuah ini masih menyelidiki kasus tersebut, belum jelas motif dibalik kasus dugaan pembunuhan satu keluarga tersebut.
Alasannya, berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP) sejumlah barang berharga milik korban diketahui masih utuh seperti perhiasan.
Korban pembunuhan yaitu pasangan suami-istri Diperum Nainggolan (38)- Maya Boru Ambarita (37), dan dua anaknya, Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7).
Penulis: Muhammad Azzam
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul: Begini Kesaksian Satpam dan Ketua RT Sebelum Satu Keluarga Ditemukan Tewas Dibunuh