Mobil Kijang Innova Ikut Raib, Keluarga Duga Dufi Tewas Dirampok
Keluarga almarhum Abdullah Fithri Setiawan, atau yang karib disapa Dufi, menduga tewasnya almarhum karena dirampok sejak di perjalanan kerja
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Keluarga almarhum Abdullah Fithri Setiawan, atau yang karib disapa Dufi, menduga tewasnya almarhum karena dirampok sejak di perjalanan kerja.
Adik Dufi, Muhammad Ali Ramdhani, mengatakan, dugaan itu semakin kuat, menyusul fakta-fakta yang diketahuinya berdasarkan keterangan polisi ataupun dari hasil observasinya sendiri.
Baca: Fakta Singkat Kasus Mayat dalam Drum: Mobil Dufi Hilang di Stasiun
Di rumah almarhum Dufi, di cluster Catalina, Medang, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Selasa (20/11/2018), Ramdhani mengatakan, pada Jumat (16/11/2018) itu, Dufi berangkat kerja menggunakan mobil Kijang Inova putih 2012.
Itu merupakan mobil barunya yang bahkan belum sempat dibalik nama dari pemilik sebelumnya.
Komunikasi terakhir, Dufi menghubungi istrinya menggunakan aplikasi pesan singkat, dan menyebut sudah di stasiun.
Namun Ramdhani meragukan isi pesan itu, karena pesan yang disampaikan bisa saja berbeda dengan realitasnya.
"Jam 08.40 WIB itu terakhir ngasih tahu di stasiun, setelah itu dikirim (sang istri-red) WA sekali dua kali, ceklis dua. Malam itu enggak pulang, paginya di-WA lagi, papah, papah, sudah ceklis satu, tidak aktif," ujar Ramdhani.
Selain dari sang istri, komunikasi terakhir juga ada dari rekan kerjanya di tvMu yang sudah janjian dengan Dufi untuk ketemuan di kantornya, di bilangan Menteng Jakarta Pusat, hari itu.
"Kalau berdasarkan cerita dari rekan kerjanya, beliau mengirimkan pesan WA, jam 10-an itu sudah tidak dibaca."
"Berangkat setengah 8, itu janjian dengan rekan kerjanya di Menteng, Jakarta Pusat. Rekan kerjanya di TV Muhammadiah untuk menyelesaikan kerjaan di hari Kamis, itu temannya sudah, 'Pak Dufi jangan lupa ya, hari ini kita janjian', 'Pak Dufi saya sudah di kantor nih' enggak dijawab juga, tanya lagi sampai tiga kali cuma ceklis dua," papar Ramdhani.
Ramdhani berpikir, jika dalam hal pekerjaan saja, kakaknya itu sudah tidak merespons, ada kemungkinan, Dufi sudah diikuti sejak dalam perjalanannya.
Ia juga mengobservasi sendiri, mendatangi langsung lokasi parkir di stasiun Rawa Buntu, dan tidak mendapati data parkir mobil baru yang digunakan kakaknya.
"Dari situ saya pribadi berpikir, apakah almarhum pada saat berangkat kerja sudah diikuti, sebelum sampai ke stasiun Rawa Buntu sudah tidak aman, tidak bisa memegang handphone," duganya.
Dugaan menguat karena berdasarkan testimoni dari rekan kerjanya di berbagai media yang disampaikan, tidak ada kesan negatif yang menjurus ke Dufi.
Karakter Dufi yang sudah sangat ia kenal juga sulit untuk menerka kalau Dufi memiliki musuh yang dendam terhadap dirinya.
"Kalau soal musuh sih, orangnya apa ya. Misalkan dia dirugikan orang lain, dia enggak ambil pusing tuh. Terima saja, misalkan ada orang enggak bayar, enggak ambil pusing tuh, yasudah biarkan saja, dia menghindari konflik gitu lho, makanya apa yang membuat dia jadi seperti itu," ujarnya heran.
Hilangnya barang-barang yang dibawa Dufi, termasuk mobil, juga semakin membuat yakin pihak keluarga kalau, penyebab tewasnya bapak dari enam orang anak itu karena dirampok.
"Karena saat itu beliau membawa buku rekening dua, dari BCA dan BRI. Terus dia bawa mobil, kalau enggak salah hari Kamis itu habis ada kerjaan di Cibitung, syuting iklan, tapi kita enggak tahu itu terkait pembayaran atau apa. Yang pasti data yang ada di almarhum, laptop, barang-barang handphone, terus rekening, semuanya hilang, mobil hilang," paparnya.
Baca: Kasus Mayat dalam Drum di Bogor, Isak Tangis Keluarga Pecah Saat Jenazah Dufi Dimakamkan
Keluarga berharap pihak kepolisian bisa mengungkap penyebab tewasnya Dufi sampai modus dan motifnya.
"Ya semoga dihukum seadilnya," harap perwakilan keluarga itu.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir
Berita ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Keluarga Menduga Dufi Dirampok dan Sudah Diikuti oleh Pelaku Pembunuhan