Dukung Cak Nanto Pimpin PPPM, Ini Pesan Jaringan Pengusaha Muda Muhammadiyah
Ia bahkan siap menggalang dukungan dari anggota-anggota JPPM dalam Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta, 25-28 November 2018.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Jaringan Pengusaha Muda Muhammadiyah (JPPM), Ilham Nasai, siap membantu mensukseskan pencalonan Sunanto atau Cak Nanto sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (PPPM) Periode 2018-2022.
Ia bahkan siap menggalang dukungan dari anggota-anggota JPPM dalam Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta, 25-28 November 2018.
"Secara personal saya memang kenal dan dekat dengan Cak Nanto. Dia (Cak Nanto) anak kampung yang merangkak dan berjuang dari bawah, dia selama ini berkecimpung di dunia kepemiluan," kata dia kepada wartawan, Jumat 23 November 2018.
Ilham yang juga Direktur Hubungan Kerja Sama Luar Negeri Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) mengaku dukungan diberikan kepada Cak Nanto karena tidak kenal dengan sejumlah nama yang disebut-sebut akan maju dalam kontestasi Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah.
Baca: Optimalisasi Pemberdayaan Kader Pemuda Muhammadiyah Dianggap Penting dalam Menyongsong Zaman Baru
Ia berharap muktamar kali ini akan memberikan angin segar bagi lahirnya pengusaha-pengusaha baru dari Pemuda Muhammadiyah.
Jalannya adalah dengan dimasukkannya program ekonomi kreatif pada program kerja Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Periode 2018-2020.
Ditekankan demikian karena sejauh yang Ilham lihat, selama ini program ekonomi kreatif dalam rangka menciptakan pengusaha baru dilingkungan Pemuda Muhammadiyah dan Muhammadiyah umumnya, kurang mendapatkan perhatian. Pemuda Muhammadiyah justru asik atau terjebak dengan isu-isu yang kebangsaan yang bersifat politis.
"Sebagai entitas organisasi kemasyarakatan keagamaan, kerja-kerja Pemuda Muhammadiyah itu menurut saya harus seimbang. Bukan hanya isu-isu kebangsaan politik, tapi juga isu ekonomi, perlindungan hak-hak sosial. Selama ini kita absen soal itu, jarang kita bicara soal program-program ekonomi keumatan," beber pengurus Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LSP2I) itu.
"Tokoh-tokoh senior di Muhammadiyah sudah jarang yang memberikan perhatian, ini anak muda juga ikut-ikutan jarang terjun ke dunia ekonomi kreatif dan lebih banyak yang memilih ke politik. Ini tantangan, Pemuda Muhammadiyah harus bergerak ke arah itu.
Muhammadiyah adalah organisasi besar, sudah saatnya melalui pemudanya memberikan dan menciptakan pengusaha-pengusaha muda," sambungnya.
Dalam suatu kesempatan, Ilham bercerita, dirinya bertemu dengan salah satu pengusaha Malaysia. Pengusaha itu menyatakan telah menjalin komunikasi dengan pengusaha asal Indonesia, khususnya dari kalangan Muhammadiyah.
Ilham yang mendapati nama pengusaha Muhammadiyah dimaksud lantas mencari tahu. Ternyata, pengusaha tersebut bukan dari kalangan Muhammadiyah.
"Ternyata bukan dari Muhammadiyah, saya ga tahu. Ini salah satu pekerjaan rumah bagi Pemuda Muhammadiyah. Semoga ke depan tidak terus-terusan terjebak dalam romantisme politik, romantisme kekuasaan," kata dia.
Ilham yang saat dihubungi akan berangkat ke Iran untuk kepentingan bisnis menambahkan, anak muda Muhammadiyah harus mulai memikirkan kegiatan atau program yang sifatnya berkelanjutan.
Bukan kegiatan atau program yang sifatnya jangka pendek. Cak Nanto, jika terpilih menjadi Ketum PPPM 2018-2020 diharapkan memasukkan program dimaksud.
"Diperlukan figur baru yang kekinian, yang bisa memahami persoalan kekinian, bisa membaca masalah dan dia mau dan mampu mengkampanyekan kegiatan yang berkelanjutan. Misalnya bagaimana mendorong anak muda Muhammadiyah memasuki ruang-ruang ekonomi kreatif," pungkasnya.