Komisi I DPR: Itu Salah Preman yang Mukulin TNI
Asril menyatakan wajar jika anak buahnya tersebut mengamuk kala mendengar komandannya dipukuli apalagi masih dalam berpakaian dinas.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Fraksi Gerindra Asril Hamzah Tanjung menyebut pembakaran Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur, berawal dari kesalahan preman yang mengeroyok anggota TNI berpakaian dinas.
"Belum ada yang dipersalahkan baru disebut massa. Ya itu yang salah preman-preman yang mukulin TNI. Berani-beraninya tentara berseragam resmi, loreng, pangkat kapten dikeroyok. Ini otaknya enggak ada, bodoh itu," ujar Asril kepada wartawan, Jumat (14/12/2018).
Menurutnya, seorang pangkat kapten di TNI merupakan komandan kompi yang memiliki anak buah mencapai 150 orang.
Asril menyatakan wajar jika anak buahnya tersebut mengamuk kala mendengar komandannya dipukuli apalagi masih dalam berpakaian dinas.
Namun di lain sisi, legislator Partai Gerindra itu juga tidak tahu rangkaian peristiwa yang akhirnya menyerang Mapolsek Ciracas.
"Saya enggak tahu kenapa rentetannya sampai ke Polsek. Mungkin polisi mau nanganinnya terlambat atau gimana, mungkin orang-orang itu dongkol gitu," tutup Asril.
Baca: Dituding Sandiaga Playing Victim, Jurkam: Ingat Kasus Poster Jokowi Raja Jawa
Sebelumnya, dua orang anggota TNI, dari TNI AL Kapten Komarudin dan anggota TNI AD, Pratu Rivonanda terlibat dengan tukang parkir di kawasan Pertokoan Arundina.
Kejadian itu terjadi pada Senin 10 Desember lalu dan bermula dari tukang parkir yang menggeser sepeda motor tapi mengenai kepala Kapten Komarudin yang saat itu tengah mengecek knalpot sepeda motornya yang berasap.
Buntut dari peristiwa itu, sekelompok massa yang diduga iknum anggota TNU merusak dan membakar Polsek Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (11/12/2018) sekitar pukul 23.00 WIB.
Massa juga membakar sejumlah kendaraan yang terparkir di Mapolsek Ciracas. Akibat kebakaran di Polsek Ciracas tersebut, empat mobil pemadam diturunkan.