Jadi Korban, Finalis None Jaktim Itu Pergi dengan Beragam Aktifitas dan Keceriaanya
Kedua orang tua Tya, Ade Nugraha dan Tini Kartini tampak tegar dan tabah mengikuti serangkaian prosesi pemakaman.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Keluarga besar Tya Dwiardianti Nugraha, finalis Abang None Jakarta Timur 2017 yang menjadi korban Tsunami Selat Sunda di Tanjung Lesung sudah iklas dengan kepergian Tya.
Pantauan Tribunnews.com, Senin (24/12/2018) kedua orang tua Tya, Ade Nugraha dan Tini Kartini tampak tegar dan tabah mengikuti serangkaian prosesi pemakaman.
Pasutri ini duduk melihat langsung prosesi pemakaman Tya. Di dekat mereka, tampak Salsa, adik perempuan Tya yang membawa keranjang bunga tabur. Sementara kakak pertama Tya, ikut dalam prosesi pemakaman.
Ditemui usai pemakaman di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kober Kemang Pratama Bekasi, Senin (24/12/2018), ibunda Tya, Tini Kartini mengungkap sosok anak kebangganya.
Baca: Finalis None Jaktim 2017 Sempat Dilarang ke Tanjung Lesung
"Tya itu hambel, periang, ceria dan tidak pernah marah. Aktivitas dia luar biasa mulai dari Paskibra, ikut model, sampai dia jadi finalis Abnon Jakarta Timur 2017," papar Tini Kartini.
Masih menurut Tini Kartini, Tya memiliki banyak impian dan segudang pretasi. Tya juga anak yang pintar dan bisa menuntaskan kuliah di Universitas Pajajaran, Fakultas Hukum.
Lanjut menurut Ade Nugraha, Tya merupakan anak yang bersahaja serta pandai menyenangkan hari keluarga dengan caranya sendiri.
"Tya itu pintar. Selama sekolah SMP-SMA dia berprestasi, saya sendiri yang antar jemput dia sekolah. Makanya saya banyak kenal dengan teman-temannya. Saya sendiri tidak menyangka, di luar sana pergaulan Tya sangat luas. Teman-teman sekolah, kuliah, kerja sampai Paskibra hadir semua di pemakaman," imbuhnya.
Informasi terakhir, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga Senin (24/12/2018) pukul 07.00 WIB.
Khusus di Kabupaten Lampung Selatan tercatat 60 orang meninggal dunia, 230 orang luka-luka, 22 orang hilang dan 30 unit rumah rusak berat.
Total, 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang tersebar di 5 Kabupaten terdakwa yakni Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus.
Diduga hingga kini masih ada korban yang berada di bawah reruntuhan bangunan dan material yang dihanyutkan Tsunami.
Pendataan korban terus dilakukan petugas di lapangan, sangat memungkinkan korban dan kerusakan terus bertambah.