Cerita Tunadaksa Asal Depok, Modif Mobil Susah Gerak Datangi Hari Disabilitas Internasional
Kisha penyandang tunadaksa, Jay, modif mobilnya karena susah gerak untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Jay, seorang penyandang tunadaksa asal kota Depok, Jawa Barat tampak mengenakan mobil pribadi sendirian saat mendatangi kantor Balai Kota DKI Jakarta siang ini, Rabu, (26/12/2018).
Kehadiran Jay, untuk menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) yang digelar di kantor Gubernur DKI Jakarta itu.
"Ya saya datang ke sini soalnya ada undangan. Jadi datang aja. Bawa mobil sendiri," kata Jay, Rabu (26/12/2018) dikutip Tribunnews.com dari TribunJakarta.com.
Jay, harus memodifikasi mobil pribadinya agar sesuai dengan kebutuhannya. Dengan menelan biaya Rp 800 ribuan, Jay pun merubah pedal gas dan remnya agar menjadi lebih mudah saat dikemudikan.
Menurut Jay, dengan mengemudikan kendaraan pribadi dirinya tak perlu kerepotan apalagi, dia merupakan pengguna kursi roda.
Jay mengaku repot jika harus berganti-ganti moda transportasi saat menuju suatu tempat.
"Karena saya tunadaksa, kaki gak bisa bergerak, jadi yang diubah pedal rem dan gasnya. Dipasangin tuas di samping tangan. Kalau kendaraan pribadi lebih fleksibel, kapan aja bisa pakai. Ke plosok-plosok menjangkau. Kalau kendaraan umum masih bingung aja nanti menuju lokasi. Gak ada fasilitas yang memadai," ungkapnya.
Jay, tampak membongkar pasang kursi rodanya sendiri setiap kali keluar-masuk mobil. Hal ini ia lakukan sejak tahun 2013 silam.
Ketika berhasil masuk dengan menduduki kursi kemudi mobil, Jay pun mencopot bagian roda dan melipat kursi rodanya agar bisa digotong masuk ke mobil.
Begitupun sebaliknya. Jay harus kembali memasang roda tersebut sebelum dirinya keluar dari mobil.
"Saya menggunakan mobil matic yang dimodif ini, udah dari 2013. Karena fasilitas umum belum memadai, akhirnya memutuskan untuk modif mobil pribadi," kata Jay.
Sebagai seorang penyandang disabilitas, Jay pun mengharapkan peranan penuh pemerintah setempat. Terutama dalam pengadaan fasilitas-fasilitas kota yang ramah bagi penyandang disabilitas.
Menurut Jay, meski sejumlah fasilitas telah dibuat ramah disabilitas, hal tersebut masih belum cukup.
"Ya semoga di perbanyak lagi. Untuk fasilitas umumnya di halte-halte lebih dinyamanin lagi, rampnya harus standar. Bidang miringnya lebih diperhatikan, karena kita menggunakan kursi roda sendiri tanpa dibantu," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Kisah Jay, Penyandang Disabilitas Bongkar Pasang Kursi Roda Demi Kendarai Kendaraan Sendiri