Duka Korban Kebakaran Tambora, Berpindah-pindah Lokasi Pengungsian dan Anak Tak Bisa Sekolah
Kebingungan tampak dari raut wajahnya yang hidup tanpa kepastian bahkan di tempat pengungsian.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minggu lalu tepatnya, Kamis (3/1/2019) terjadi kebakaran besar yang melalap sekitar 32 rumah di kawasan padat penduduk RT 007 RW 004 Kelurahan Tambora, Jakarta Barat.
Seminggu pasca kejadian, Kamis (10/1/2019), Halimah (38) hanya bisa meratapi rumahnya yang kini tak beratap, berjelaga di mana-mana dengan tembok yang sudah rapuh.
Dengan telepon genggam kecil miliknya ia masih berkomunikasi dengan sanak saudara.
Kebingungan tampak dari raut wajahnya yang hidup tanpa kepastian bahkan di tempat pengungsian.
“Kami harus mengikuti lokasi pengungsian berpindah-pindah, pertama di gereja, kemudian di masjid agung terakhir di mushola, katanya besok Senin mau dipindah dari mushola tapi tidak tau ke mana, hampir setiap dua hari sekali pindah,” ucapnya ditemui Tribunnews.com.
Baca: Sandiaga Uno Menilai Kawasan Padat Penduduk Tambora Perlu Penataan Ulang Bukan Relokasi
Halimah mengisahkan kembali tragedi yang terjadi pada sore hari sekitar pukul 16.26 WIB tersebut.
Meski sempat menyelematkan beberapa surat berharga, sebagian besar perabotan rumah dan beberapa surat lainnya habis dilalap api.
“Karena di rumah ada orang tua kami fokus selamatkan mereka dulu dan anak-anak, surat-surat seperti sertifikat tanah dan rumah sempat kami selamatkan, tapi buku nikah yang tidak sempat kami bawa,” terangnya.
Seminggu setelah kejadian Halimah tak lagi memikirkan masalah bantuan logistik.
Kini ia menginginkan bantuan untuk kepastian tempat tinggal yang layak.
Apalagi setelah kejadian itu anak-anaknya tak sempat lagi bersekolah.
“Ya kami inginnya dibantu untuk kontrak rumah atau bahan bangunan untuk membangun kembali, kasihan anak saya dalam kondisi begini tak sempat lagi sekolah,” ceritanya.
Pada hari yang sama calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahudin Uno melakukan kunjungan ke daerah tersebut.
Ia pun bisa berharap berbicara dengan mantan wakil gubernur Jakarta itu untuk menyampaikan keluh kesahnya.
“Ingin bicara saja sama beliau, minta bantuan gitu, yang penting ngomong dulu boleh lah ya,” pungkasnya sambil menunggu kehadiran Sandiaga.