Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dinkes DKI Ungkap Sekira 100 RW di DKI Jakarta Rawan Kasus DBD

Adanya angka yang mencapai 100 RW, Widyastuti mengakui bahwa angka bebas jentik nyamuk aedes aegypti masih kurang di bawah target

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Dinkes DKI Ungkap Sekira 100 RW di DKI Jakarta Rawan Kasus DBD
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
PENCEGAHAN DBD - Petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung melakukan fogging di pemukiman warga Desa Cangkuang Kulon, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu (25/3). Pengasapan tersebut dilakukan sebagai langkah membasmi dan mencegah penyebaran nyamuk aedes aegypti yang menyebabkan penyakit demam berdarah dengue (DBD), disamping itu Kecamatan Dayeuhkolot menjadi salah satu daerah endemis DBD. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Terlebih korban dikenal masih kecil yang masih duduk dibangku sekolah dasar (SD) kelas satu.

Saat jenazah dimakamkan di pemakaman Citra 1, Kalideres Jakarta Barat, sang ibunda korban Sri Supriyatini Kusumawati (45) yang turut hadir pun tak kuasa menahan kesedihananya.

Berkali-kali dirinya mengelus makam anaknya tersebut, sembari sesekali meneteskan air mata.

Sri, nampak goyah yang harus dibantu oleh dua orang anggota keluarganya ketika meninggalkan lokasi pemakaman usai jenazah disemayamkan.

Sedangkan ayah korban Parmono nampak berusaha tegar meski hatinya pedih ditinggalkan anak kesayangannya.

Parnomo mengatakan jika anaknya tersebut masuk ke Rumah Sakit Hermina Cengkareng, sejak Sabtu (9/2/2019) sore.

Dimana sebelumnya anaknya mengalami panas dingin yang cukup tinggi.

Berita Rekomendasi

Hingga akhirya, ia memutuskan untuk membawa anaknya ke rumah sakit.

"Masuk rumah sakit itu Sabtu sore, pas dibawa itu sebenatnya sudah turun panasnya, panas tinggi justru malah Senin, Selasa," kata Parnomo, Jumat (15/2/2019).

Dikatakan Parmono, sejak anaknya mengalami panas dingin yang cukup tinggi, kerap kali anaknya selalu muntah-mutah.

Namun panas tinggi yang dirasakan oleh anaknya hanya berlangsung selama dua hari. Selanjutnya suhu badan mengalami penurunan.

Sejak itu sebenarnya anaknya akan dimasukan ke dalam ICU.

Namun, karena kondisi ruang ICU penuh hal itu belum dilakukan.

Hingga pada akhirnya pada Kamis (14/2/2019), anaknya mengalami kritis, dan pada Jumat (15/2/2019) anaknya baru mendapatkan ruangan ICU.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas