Pengamat Menilai Perang Tarif Ojek Online Bisa Ancam Industri Digital
Tanpa inovasi, perang tarif dipastikan akan terus berlanjut, dan ini tidak sejalan dengan visi misi sebuah industri digital pada umumnya
Editor: Sanusi
Rugikan mitra
Selain mengancam kelangsungan industri digital, perang tarif yang berkepanjangan juga akan merugikan mitra pengemudi.
Tarif yang terlampau murah dalam perang tarif cenderung hanya menguntungkan konsumen, namun tidak bagi mitra pengemudi.
Kondisi itu bisa menurunkan kualitas pelayanan dan akhirnya berdampak pada kesejahteraan mitra pengemudi, karena dicap jelek oleh konsumen.
Meski membayar murah, karakter konsumen yang kritis umumnya tetap ingin mendapat kualitas pelayanan bagus.
Akibatnya, saat ini kerap terjadi konsumen dianggap rewel oleh mitra pengemudi yang tahu sedang menjalankan order promo. Konsumen pun memberikan penilaian buruk terhadap mitra pengemudi karena dinilai tak memberikan pelayanan prima.
Selama ini, aplikator Grab menerapkan tarif batas bawah ojek online sebesar Rp 1.200 per kilometer. Adapun Go-Jek memberikan Rp 1.600 untuk mitra pengemudi.
Berdasar penetapan tarif bawah itu, Maman menilai Go-Jek lebih mampu menentukan dan membentuk ekosistemnya dalam bisnis transportasi daring ketimbang Grab. (Edy Sujatmiko)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Perang Tarif Ojek Daring Dinilai Bisa Ancam Industri Digital