Lolos dari Kecelakaan Lion Air yang Jatuh di Karawang, Caleg Ini Meninggal di Hotel
Kapolsek Matraman, Kompol Warsito menceritakan, Djunaidi meninggal karena diduga mengalami serangan jantung.
Editor: Hasanudin Aco
Bahkan ia sempat memesan pesawat Lion Air nomor penerbangan JT 610 yang terjatuh di Perairan Kerawang dan menewaskan sebanyak 189 orang.
Baca: Caleg Terpilih Tak Dilantik jika Tak Setor LHKPN ke KPK dalam Waktu 7 Hari
Ia awalnya akan menaiki pesawat Lion JT 610, namun perbedaan harga tiket menyebabkan dirinya mengganti maskapai dari Lion Air ke Sriwijaya Air.
Hal tersebut diakuinya saat berbincang dengan beberapa media massa setelah peristiwa naas itu terjadi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pesawat Lion Air JT 610 tercatat membawa beberapa anggota DPRD Bangka Belitung saat jatuh di perairan Kerawang, Jawa Barat.
Beberapa nama anggota dewan yang masuk dalam pesawat tersebut adalah H Eling (PPP), Dolar (PKB), HK Djunaidi (Partai Demokrat), Mugni (Partai Golkar), Murdiman (PKS) dan Muktar Rasyid (PAN).
Keluarga Korban Lion Air Gugat Boeing di Amerika
Keluarga Korban Kecelakaan Lion Air JT 610 tetap melanjutkan gugatan di AS, meski Chief Executive Officer (CEO) Boeing, Dennis Muilenburg menyatakan permohonan maaf.
Permintaan maaf Boeing disampaikan atas tewasnya 346 korban kecelakaan Boeing 737 MAX 8 milik Lion Air di Indonesia dan Ethiopian Airlines di Ethiopia.
Seperti diketahui, melalui pernyataan tertulis pada Kamis (4/4/2019), untuk pertama kalinya Boeing mengakui adanya dugaan kesalahan pada sistem anti-stau pada Boeing 737 MAX 8.
Boeing minta maaf kepada keluarga korban kecelakaan pesawat produksi perusahaan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, beberapa keluarga korban Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 tetap melanjutkan gugatan ganti rugi kepada produsen pesawat asal Amerika Serikat itu.
Denny Kailimang pendiri Kantor Advokat Kailimang & Ponto yang menjadi kuasa hukum sejumlah keluarga korban Lion Air JT 610.
Denny Kailimang mengatakan, permintaan maaf dan pernyataan pertanggungjawaban Boeing dapat menjadi langkah lanjutan untuk membuka lebih jelas latar belakang terjadinya kecelakaan dan mencegah kejadian serupa terjadi di masa yang akan datang.
"Pernyataan CEO Boeing juga memperkuat hak-hak keluarga korban untuk memperoleh ganti kerugian yang pantas dari produsen pesawat," kata Denny saat menggelar jumpa pers di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (8/4/2019).