Keuntungan Merosot, Pedagang di Pasar Induk Kramat Jati Ungkap Akibat Masuknya Sayur Impor
Menurutnya pemerintah perlu melihat kondisi di lapangan sebelum melakukan impor agar tak hanya menguntungkan satu pedagang saja
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pedagang sayur di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur mengeluhkan keuntungan mereka yang merosot.
Hal itu dikarenakan masuknya sayur impor yang menyaingi sayur lokal.
Baca: Sayuran Ini Bersifat Negatif untuk Tubuh, Tapi Tetap Aman Dikonsumsi
Padahal, stok sayur lokal di Pasar Induk Kramat Jati jumlahnya masih mencukupi kebutuhan.
"Harga cabai merah sekarang per kilogramnya di bawah Rp 10 ribu, pasokan sekarang lagi banyak jadi harganya murah. Belum ada cabai impor, sekarang yang beli lebih banyak milih cabai impor," kata Miftah, pedagang cabai merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jumat (12/4/2019).
Miftah mengaku tak keberatan dengan impor bila pasokan sayur-mayur dari petani lokal tak dapat memenuhi permintaan masyarakat dan membuat harga melonjak.
Menurutnya pemerintah perlu melihat kondisi di lapangan sebelum melakukan impor agar tak hanya menguntungkan satu pedagang saja.
"Harusnya lihat kondisi dulu, apa dari petani sekarang lagi susah panen atau enggak. Sekarang kan pasokan lagi cukup, harusnya enggak impor dulu. Saya juga enggak mau harga naik, pedagang juga rugi kalau harga naik," ujarnya.
Annisatul (43), pedagang bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati mengatakan pasokan bawang merah dari petani lokal sekarang mampu mencukupi permintaan.
Menurutnya harga bawang merah yang kini mencapai Rp 35 ribu per kilogramnya terbilang normal, pun dengan kualitas bawang.
"Pasokan sekarang aman, harga masih normal. Saya rasa pemerintah enggak perlu impor bawang. Kecuali kalau barang lagi langka ya enggak apa impor, sekarang sih masih aman," tutur Annisatul.
Merujuk perbincangan dengan sesama pedagang sayur di Pasar Induk Kramat Jati, dia menyebut mayoritas stok kebutuhan sayur-sayuran masih mencukupi.
Baca: 3 Sayuran yang Bisa Redakan Asam Lambung
Dia mencontohkan harga kentang yang per kilogramnya mencapai Rp 10 ribu, kisaran harga yang stabil sejak tiga bulan lalu menandakan kecukupan pasokan.
"Sekarang masih aman semua, kualitas sayur juga bagus. Kalau harga memang ada perbedaan, tapi tergantung kualitas sayurnya. Semakin bagus kualitasnya ya makin mahal harganya," ucapnya.
Penulis : Rangga Baskoro
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul : Sayur Lokal Bersaing dengan Sayur Impor, Pedagang Pasar Induk Kramat Jati Menjerit
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.