Polisi Tangkap 8 Pelaku Penodongan di Terminal Pulogadung, 2 Lainnya Masih Diburu
Dari tangan mereka diamankan sebilah pisau serta dompet salah satu korban atau hasil kejahatan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua dari 10 pelaku gerombolan penodong di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur ditangkap polisi, pada Rabu (10/4/2019) lalu.
Mereka kerap mengincar para penumpang atau calon penumpang bus di terminal tersebut.
Baca: Dua Penodong yang Incar Penumpang ke Toilet Terminal Pulo Gadung Diciduk Polisi
Inisial dua pelaku penodongan yang ditangkap polisi berinisial J (22) dan HS (34).
Dari tangan mereka diamankan sebilah pisau serta dompet salah satu korban atau hasil kejahatan.
Sementara 8 orang pelaku lainnya yang merupakan anggota gerombolan mereka, masih buron dan dalam pengejaran polisi.
Mereka masuk dalam daftar pencarian orang.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menjelaskan modus kawanan ini saat beraksi adalah dengan memepet korban bersama-sama lalu menggiringnya ke tempat yang agak sepi.
Saat itulah mereka menodongkan senjata tajam atau senjata api ke perut korban dan meminta semua barang berharga korban.
"Dua orang berhasil kami tangkap. Sedangkan 8 orang lainnya masih buron dan masih kami kejar. Beberapa dari 8 orang yang buron itu dipastikan adalah residivis atau mantan narapidana kasus kejahatan serupa," kata Argo Yuwono, Selasa (16/4/2019).
Argo Yuwono menambahkan, mereka yang buron ini adalah pelaku kejahatan yang cukup berbahaya.
Menurutnya, dari hasil pemeriksaan atas dua pelaku yang ditangkap, diketahui bahwa kawanan ini sudah sekitar 20 kali beraksi melakukan penodongan di Terminal Bus Pulogadung sejak awal 2019.
"Mereka mengaku sudah 20 kali beraksi di Terminal Pulogadung. Dan mereka akui juga ada beberapa korban yang terpaksa mereka lukai dengan senjata tajam karena berupaya melawan dan memberontak," kata Argo.
Kawanan ini sesuai penjelasan Argo Yuwono kerap memepet korban di terminal dan menggiringnya ke lokasi terminal yang agak sepi.
Terungkapnya kasus ini kata Argo berawal dari banyaknya laporan warga atau penumpang dan calon penumpang ke pihaknya pada April 2019 lalu, yang menjadi korban perampokan dan perampasan di Terminal Bus Pulogadung, Jakarta Timur.
Salah satu korban yang membuat laporan katanya adalah Ismail (34). Ia ditodong pisau oleh kawanan pelaku hingga HP dan dompet korban digasak gerombolan pelaku di Terminal Bus Pulogadung, Jakarta Timur, pada 28 Maret lalu.
Dalam laporannya kata dia korban baru turun dari bus Transjakarta dan akan naik busway kembali ke Jurusan Dukuh Atas. "Tiba-tiba seorang laki-laki menghampiri dan mencekik leher korban," katanya.
Tidak lama kemudian kata Argo, sekitar 8 orang lainnya yang merupakan rekan dari pelaku langsung mengerumuni korban dan menggiringnya ke tempat yang agak sepi.
"Selanjutnya 1 orang pelaku mengambil handphone milik korban yang disimpan di saku celana sebelah kiri depan. Sedangkan pelaku lainnya mengambil dompet milik korban yang disimpan di saku kanan belakang," katanya.
"Pelaku juga mengancam korban dengan menodongkan senjata api sehingga korban merasa takut dan tidak berdaya," tambah Argo.
Akibatnya kata dia korban juga tidak berani untuk berteriak meminta tolong.
Dari laporan Ismail dan laporan warga lainnya yang masuk, kata Argo pihaknya kemudian melakukan penyelidikan dan menangkap dua pelaku yakninJ dan HS, di Terminal Bus Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu 10 April 2019.
"Dari tangan pelaku disita satu buah KTP, satu bilah pisau, satu buah dompet warna merah," katanya.
Kelompok mereka ini kata Argo dikenal dengan sebutan kelompok Sumatra. Mereka beraksi beramai-ramai hingga sepuluh orang.
"Para pelaku yang berjumlah 10 orang ini mencari sasaran para penumpang angkutan umum di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur. Ketika sudah mendapatkan sasaran, para pelaku langsung mendekati korban dan melakukan tugasnya masing-masing," kata Argo.
Yaitu menghalangi langkah korban, mengambil barang milik korban, mengawasi situasi dan melakukan pengancaman terhadap korban.
"Para pelaku menggiring korban ke tempat sepi. Lalu mengancam korban dengan menodongkan senjata tajam atau senjata api. Sehingga membuat korban merasa dirinya terancam dan tidak berdaya. Dengan begitu korban takut untuk berteriak atau meminta tolong," kata Argo.
Baca: Sepasang Remaja di Kemayoran Jadi Korban Penodongan Ketika Sedang Asyik Pacaran
Saat ini kata Argo, pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap 8 pelaku lainnya yang buron. "Sebab aksi mereka sangat meresahkan masyarakat," kata Argo.
Kepada kedua pelaku yang dibekuk kata Argo, pihknya menjerat dengan dijerat Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan yang ancamannya adalah pidana penjara paling lama 9 tahun.
Penulis : Budi Sam Law Malau
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul : Gerombolan Penodong di Terminal Pulogadung yang Buron adalah Residivis
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.