Ini Penyebab Terjadinya Kericuhan saat Pemungutan Suara Pemilu di Karawaci Tangerang
Terjadi kericuhan di TPS yang berada di Perumahan Lippo Karawaci Tangerang Banten. Penyebabnya karena kurangnya surat suara
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Sejumlah persoalan terjadi dalam pelaksanaan pemungutan suara Pemilu Serentak (Pileg dan Pilpres) 2019 di Tangerang.
Salah satu persoalan yakni kurangnya surat suara yang memicu kericuhan di Perumahan Lippo Karawaci Utara, Kota Tangerang, Banten, pada Rabu (17/4/2019).
Baca: Prabowo Pertanyakan Data Lembaga Survei, Cyrus Network : Kami Bersedia Diaudit
Selain itu, ditemukan satu bundel surat suara Pilpres yang disilang dengan spidol di tempat pemungutan suara (TPS) 44 -50 di lokasi tersebut.
Junita, seoran warga yang gagal memberikan hak suara, menceritakan kejadian tersebut.
Awalnya, Junita yang tak memegang surat C6 atau undangan untuk memilih datang ke TPS yang ada di Taman Holland, Perumahan Lippo Karawaci, pada pukul 07.00 WIB.
Ia antre dan mendaftar ke petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 44.
Namun, ia diberi penjelasan oleh petugas bahwa ia bisa memilih setelah seluruh warga yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) memilih.
"Ya awalnya dibilang bisa, ya enggak apa-apa, saya tunggu," kata Junita.
Hal serupa dilakukan Oliv bersama teman-teman mahasiswa yang tak masuk DPT di TPS tersebut.
Mereka antre berjam-jam demi bisa mencoblos salah satu calon presiden dan wakil presiden yang akan mereka pilih.
Baca: Soal Rumor akan Bajak Pemain Persib Bandung, Ini Penjelasan Mario Gomez yang Resmi Melatih Borneo FC
Setelah lama menunggu, sekitar pukul 11.00 WIB, ia dan sejumlah warga lain yang masuk dalam Daftar Pemilih Khusus (DPK) diberi tahu bahwa mereka tidak bisa memilih lantaran surat suara habis.
Hal itu memancing kemarahan warga.
"Padahal, warga, khususnya mahasiswa banyak tadi yang ingin memilih, tetapi terpaksa pulang dan enggak bisa milih," kata Junita.
Baca: Dua Kapten Kapal Asal Aceh Masih Ditahan di Myanmar
Sejumlah warga yang kecewa kemudian merekam dan mengunggah keributan yang terjadi ke media sosial.