Terkait Pemilu 2019, Uskup Agung Jakarta Berpesan Jaga Persatuan
"Itu yang diingatkan, bahwa kita tetap satu bangsa dan negara dalam kesatuan NKRI,” jelas Susyana.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo meminta masyarakat tidak terpecah belah karena adanya perbedaan politik pasca pemungutan suara pada Pemilu 2019 yang telah dihelat 17 April kemarin.
Melalui Humas Keuskupan Agung Jakarta Susyana Suwadie disebutkan bahwa dalam momen jelang perayaan Hari Raya Paskah, diharapkan agar perbedaan pandangan dan pilihan politik seharusnya tidak menjadi jurang bagi seluruh masyarakat.
“Pesan dari bapak Uskup, walaupun terdapat perbedaan pendapat dalam hal terkait dengan pemilihan umum (Pemilu) itu, semua tentunya tidak terlepas dari kita tetap satu," ujar Susyana, di Gereja Paroki Katedral Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2019).
Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), masyarakat harus bersatu demi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Itu yang diingatkan, bahwa kita tetap satu bangsa dan negara dalam kesatuan NKRI,” jelas Susyana.
Semangat itu pun telah ada dalam kebaktian-kebaktian sebelumnya.
Pihak gereja, kata Susyana, telah membacakan doa 'Tahun Berhikmat' mengacu pada momen kontestasi politik yang kian memanas tahun 2019 ini.
"Ini tercermin dari persiapan sebelum Pemilu, gereja juga sudah melakukan doa-doa. Jadi setiap kali Misa ditutup dengan doa 'Tahun Berhikmat' terkait dengan tema-tema tahun ini," kata Susyana.
Dalam doa yang dibacakan pada tiap akhir Misa tersebut, pihak gereja berharap adanya persatuan meskipun diantara masyarakat memiliki perbedaan.
Termasuk di kalangan umat Katolik juga, yang terkadang memiliki permasalahan serupa.
"Hikmat itu artinya terkait dengan tahun Pemilu di mana adanya pesta demokrasi, di situ didoakan bahwa kita ini adalah satu persaudaraan walaupun kita berbeda tapi kita tetap satu," pungkas Susyana.