Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gara-gara PPDB Pakai Google Maps, Ratusan Orangtua Siswa Geruduk Disdik Bekasi

Ratusan orangtua calon siswa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online menggeruduk Kantor Dinas Pendidikan Kota Bekasi

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Gara-gara PPDB Pakai Google Maps, Ratusan Orangtua Siswa Geruduk Disdik Bekasi
Warta Kota
Orangtua calon siswa mendatangi kantor Dinas Pendidikan Kota Bekasi 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Ratusan orangtua calon siswa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online menggeruduk Kantor Dinas Pendidikan Kota Bekasi, pada Selasa (2/7/2019).

Mereka berbondong-bondong mendatangi kantor Disdik. Mereka, rata-rata, memiliki persoalan yang sama yakni hasil verifikasi radius pada jalur zonasi PPDB Online tidak sesuai.

Untuk di Kota Bekasi, PPDB Online jalur zonasi diukur melalui jarak atau radius lokasi rumah ke lokasi sekolah tujuan.

Pengukuran radius PPDB Online jalur zonasi di Kota Bekasi dilakukan menggunakan satelit aplikasi google maps.

Operator akan menentukan titik koordinat rumah calon siswa menuju ke sekolah tujuan.

Akan tetapi, faktanya, banyak orangtua calon siswa PPDB Online jalur zonasi radius protes dikarenakan angka jaraknya tidak tepat.

Sutarno (44) orangtua calon siswa mengeluhkan penetapan radius anaknya pada jalur zonasi salah atau meleset. Seharusnya 500 meter tetapi didatanya tertera 1.027 meter.

Berita Rekomendasi

"Saya cek jaraknya harusnya sekitar 500 meter tapi disitunya datanya 1.027 meter. Sedangkan yang lebih jauh dari saya dihitung 600 meter dan masuk peringkat tinggi," kata Sutarno (44) orangtua calon siswa, saat ditemui di kantor Disdik Jalan Lapangan Tengah, Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Selasa (2/7/2019).

Anak Sutarno terlempar dari jumlah kuota yang tersedia. "Posisinya nama anak saya engga ada, terlempar sudah diluar 236," ujarnya.

Sutarno menilai ada kejanggalan dalam proses penentuan jalur zonasi radius ini.

"Tetangga saya ada yang engga hilang, padahal rumahnya dekatan. Kenapa kok anak saya bisa hilang namanya," keluh Sutarno.

Ia tinggal di Kampung Komsen, Jatiasih, sedangkan anaknya mendaftar ke SMP Negeri 9 Jatiasih.

"Ini kok aneh gini ya, saya baru sadar. Kok perasaan dekat tapi sampai 1 kilometer lebih gitu. Coba lihat aja di Google Maps," katanya.

Hal serupa juga dialami oleh Andri, ia mengaku heran nama anaknya bisa hilang dari website pendaftaran PPDB Online.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas