Lapas Pemuda Tangerang Bina Warga Binaan dengan PKBM dan Pesantren
Kepala Lapas Jumadi mengatakan setiap tahun terjadi peningkatan binaan yang lulus Paket A, B atau C.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 2.791 warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pemuda Kelas II A Tangerang, Banten dapat menempa ilmu di pondok pesantren yang ada, atau Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Tunas Mandiri, bahkan di kampus yang berlokasi di dalam lingkungan penjara.
Mereka semua mengikuti kegiatan berupa pengajian dan mengikuti pelajaran di ruang serba guna yang difungsikan sebagai ruang kelas bagi peserta PKBM Paket A, B, C setara SD, SMP dan SMA.
Kepala Lapas Jumadi mengatakan setiap tahun terjadi peningkatan binaan yang lulus Paket A, B atau C. Tahun ini, misalnya, 7 warga binaan lulus Paket A, 17 warga binaan lulus Paket B, dan 31 warga binaan untuk Paket C.
Menurut Jumadi, sektor pendidikan memang menjadi perhatiannya sejak memimpin lapas itu, Oktober 2018.
PKBM yang sebelumnya sudah ada, dibenahi dan dilengkapi Ponpes yang diberi nama At-Taubah. Pesantren itu didirikan Februari 2018 bekerja sama dengan GP Anshor Provinsi Banten.
Baca: Banyak Napi di Lapas dan Rutan di Jabar Jadi Homo dan Lesbi
"Saat ini lebih dari 700 santri warga binaan belajar agama, mulai dari membaca Alquran dan Hadist, hingga belajar berdakwah,” ujar Jumadi di Tangerang, Jumat (12/7/2019).
Pengasuh pesantren terdiri dari para kiai, ustadz dan ustadzah dari Gerakan Pemuda Anshor, guru dari Kanwil Kementerian Agama Tangerang hingga petugas Lapas sendiri.
Jumadi mengaku, pembinaan bidang agama sangat penting agar warga binaan bisa kembali ke jalan yang benar dan menjauhi perilaku sebelumnya.
"Mereka sudah sportif menjalani rangkaian proses hukum. Di sini kita harapkan warga binaan bisa menjadi santri yang sebaik-baiknya," tutur Jumadi.
Pihak lapas juga menggandeng Universitas Syekh Yusuf (UNIS) Banten, sejak Oktober 2018, di Lapas Pemuda juga diselenggarakan pendidikan tinggi bagi warga binaan.
Para warga binaan yang terpilih akan menempuh pendidikan di Fakultas Hukum UNIS selama empat tahun, menempuh Program Sarjana (S1). Kini ada 33 warga binaan dari seluruh Indonesia mengikuti program yang melibatkan seleksi ketat itu.
Jumadi menjelaskan, dari 33 orang warga binaan yang mengikuti program sarjana tersebut, sembilan di antaranya merupakan warga binaan Lapas Pemuda.
Selebihnya adalah warga binaan lapas-lapas di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Makassar yang sudah dipindahkan.
"Saya bangga Lapas Pemuda menjadi pilot project pertama. Semoga dapat menjadi contoh bagi lapas lainnya,” pungkas Jumadi.
Selain PKBM, pendidikan pondok pesantren dan Kampus Kehidupan, Lapas Pemuda Tangerang juga menggelar pelatihan life skill.
Di lapas itu tersedia sarana balai pendidikan dan latihan yang lengkap, mulai dari otomotif, las listrik, binatu, menjahit, pertanian, hingga pelatihan membuat tempe dan roti.