Instalasi Bambu 'Getih Getah' yang Bernilai Rp 550 Juta di Bundaran HI Dibongkar
"Iya semalam pas saya lewat lagi dibongkar. Sekitar jam 9-an lewat, kayaknya," ucap Sri saat ditemui Kompas.com, Kamis (18/7/2019).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Instalasi bambu "Getih Getah" yang dipasang di sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat telah dibongkar.
Pantauan Kompas.com di lokasi pada pukul 09.35 WIB, instalasi bambu tersebut kini tak lagi tampak.
Hanya terlihat tanaman-tanaman hijau yang menghiasi sekitar bekas tempat bambu itu.
Seorang warga Kebon Kacang, Jakarta Pusat, Sri Yanti mengatakan bahwa pembongkaran instalasi bambu tersebut dilakukan pada Rabu (17/7/2019) malam.
Saat itu dia melibat dua truk dan beberapa petugas yang bertugas di lokasi.
"Iya semalam pas saya lewat lagi dibongkar. Sekitar jam 9-an lewat, kayaknya," ucap Sri saat ditemui Kompas.com, Kamis (18/7/2019).
Baca: 5 Anak Ketua Umum Partai yang Berpeluang Jadi Menteri Jokowi, Siapa Saja?
Sri menilai instalasi bambu itu sejatinya sudah harus dibongkar karena kondisi yang sudah kurang baik.
"Sudah wajar sih dibongkar, sudah kurang enak dilihat juga soalnya. Apalagi ini tengah kota," kata dia.
Sebagai informasi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan instalasi Bambu "Getih Getah" karya Joko Avianto yang berada di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) pada Kamis (16/8/2018) lalu.
Saat itu Anies menyampaikan keinginannya untuk membuat sebuah karya seni dari material khas Indonesia dalam rangka menyambut perhelatan Asian Games 2018.
Biaya pembuatan serta pemasangan instalasi seni bambu tersebut menelan biaya hingga Rp550 juta.
"Biaya sekitar Rp 550-an (juta) kemudian dikonsorsium oleh 10 BUMD kalau enggak salah," ucap Anies di lokasi saat itu.
Anies mengatakan proses pembuatan instalasi bambu tersebut terbilang singkat. Sebab, menurutnya ia baru menghubungi Joko selaku senimannya dua minggu yang lalu.
Saat itu Anies menyampaikan keinginannya untuk membuat sebuah karya seni dari material khas Indonesia dalam rangka menyambut perhelatan Asian Games 2018. "Jadi bambu adalah salah satu material asli Indonesia yang memiliki keuletan yang luar biasa," kata Anies.
Artikel di atas telah tayang di Kompas.com dengan judul "Instalasi Bambu Getih Getah di Bundaran HI Dibongkar"
Mulai rapuh dan menghitam
Karya seni instalasi dari anyaman bambu bernama Getah-getih dipasang di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat sudah hampir setahun lamanya.
Diresmikan sejak 16 Agustus 2018 silam oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, instalasi hasil karya seniman ternama Joko Avianto ini sudah mulai mengalami perubahan warna.
"Secara struktur, namanya bambu pasti akan rusak. Memang itu karya sementara waktu saja bukan monumen. Jadi bukan masalah kualitas kuatnya, secara struktur memang harus ada nilai strukturnya tapi namanya bambu pasti rusak terdegradasi alam," kata Joko saat dikonfirmasi TribunJakarta, Rabu (17/7/2019).
Joko mengatakan, perubahan warna dan struktur pada instalasi tersebut memang merupakan hal yang wajar.
Sebab, dengan menggunakan bahan dasar dari bambu, instalasi tersebut memang bukanlah instalasi yang didirikan untuk jangka waktu yang lama.
Ia pun mengatakan, bawa perawatan sudag dilakukan sepanjang getih-getah tersebut dirikan.
"Maintenance sudah 4 kali dilakukan. Saya gak tau dari pemprov bakal disimpan sampai kapan, kami juga belum ada arahan. Tapi, sampai Februari karya ini (harusnya) sudah selesai," bebernya.
Untuk diketahui, karya Getih-getah tersebut sebelumnya dipasang untuk mempercantik Ibu Kota Jakarta pada saat menyambut pelaksanaan Asian Games 2018 lalu.
Menurut Gubernur Anies, bambu merupakan material asli Indonesia yang memiliki ke uletan yang luar biasa. Selain itu, bambu juga merupakan sosok penopang yang kuat dan bermanfaat.
Hal ini lah yang kemudian menyebabkan Anies, meminta kepada Joko Avianto saat itu, untuk membuatkan karya tersebut sehingga bisa dipasang di depan tugu selamat datang Bundaran HI saat Asian Games dimulai.
Namun, seiring berjalannya waktu nyaman bambu tersebut kini tampak memiliki perubahan warna di sisinya.
Bagian bawah dari kepala anyaman tersebut, terlihat menghitam.
Beberapa bambu yang melinting, juga sudah berwarna pucat akibat terjemur panas matahari.