Cuitan TGUPP Anies Baswedan Sebut Nama Risma Bikin Geram Pemkot Surabaya
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Surabaya Muhammad Fikser mengakui Pemkot Surabaya menyesalkan adanya cuitan tersebut
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya geram atas cuitan anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta, Marco Kusumawijaya.
Pasalnya, cuitan di media sosial Twitter tersebut ikut menyeret nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma.
Baca: Menteri Susi: Menyedihkan, Indonesia Jadi Importir Sampah Terbesar
Nampaknya, cuitan Marco Kusumawijaya dilatarbelakangi oleh kunjungan kerja DPRD DKI Jakarta yang ingin belajar mengelola permasalahan sampah di Jakarta.
Kemudian dalam kesempatan lain, Risma mengaku siap jika diminta untuk membantu mengatasi permasalahan pengelolaan sampah di Jakarta.
Risma menyampaikan, selama ini ia juga sering dimintai bantuan untuk membantu mengelola sampah di daerah-daerah lain"Enggak masalah. Saya siap bantu (mengelola sampah Jakarta). Bqnyak daerah lain yang minta bantuan ( pengelolaan sampah)," kata Risma di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Selasa (30/7/2019).
Apabila ia diminta untuk membantu menangani persoalan sampah di Jakarta, Risma menegaskan akan ikut membantu mengatasi masalah sampah tersebut.
"Kalau misalkan saya ada waktu, saya bisa, Insya Allah akan saya bantu," ujar Risma. Melalui akun Twitter-nya, @mkusumawijaya,
Marco mengatakan bagus jika Risma bersedia menjadi kepala Dinas Persampahan DKI.
"Keren! Bagus banget buat Jakarta kalau Bu Risma mau jadi Kepala Dinas Persampahan. Dinas Lingkungan Hidup bisa dipecah menjadi salah satunya Dinas Persampahan. Semoga beliau mau, kalau sudah lega dengan urusan anaknya," tulis Marko di akun Twitter-nya, Rabu (31/7/2019).
Di akhir cuitannya, ahli tata kota itu juga menyinggung soal anak Risma, Fuad Bernardi, yang pernah diperiksa polisi sebagai saksi kasus amblasnya Jalan Raya Gubeng.
Dalam kasus itu, Fuad diduga sebagai pihak yang terlibat dalam perizinan.
Balasan Twitter Pemkot Surabaya Kamis (1/8/2019) kemarin, akun Twitter Humas Pemkot Surabaya @BanggaSurabaya, merespons cuitan anggota TGUPP Anies Baswedan tersebut.
Humas Pemkot Surabaya menyayangkan pernyataan Marco yang menyerang pribadi Risma.
"Terkait tweet yang disampaikan oleh @mkusumawijaya ini, kami menyesalkan hal tersebut karena menyerang secara personal Wali Kota Surabaya," tulis akun @BanggaSurabaya.
Menanggapi hal itu, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Surabaya Muhammad Fikser mengakui Pemkot Surabaya menyesalkan adanya cuitan tersebut.
Sebab, menurut Fikser, Marco telah menyerang pribadi Risma.
"Yang jelas menyesalkan, apa yang di-tweet oleh Marco sudah menyerang personal itu, kita menyesalkan," kata Fikser, dihubungi Jumat (2/8/2019).
Baca: Kreatif, Edukasi Sedekah Sampah di Festival Cisadane 2019
Namun, Fikser tidak ingin menambah panas situasi yang ada. Ia hanya mempersilakan publik untuk menilai sendiri.
"Saya kira publik yang menilailah, kami tidak bisa menilai ke sana, kami tidak ingin berbicara untuk memanasi situasi, hanya kita menyesalkan apa yang disampaikan," ujar dia.
Sesalkan twit Marco, dibawa ke ranah hukum
Ia menegaskan, sejak awal Risma tak pernah berniat mencampuri urusan permasalahan sampah di Jalarta.
Apa yang dilakukan Risma, menurut Fikser, hanya menjawab pertanyaan DPRD DKI yang melakukan studi banding pengelolaan sampah di Surabaya, Senin (29/7/2019) lalu.
"Jadi dari awal itu Bu Risma tidak ada urusannya mencampuri urusan apa yang di Jakarta, mereka datang belajar dan Ibu hanya menjelaskan tentang program yang telah dilakukan di Surabaya," ujarnya.
Baca: Anies Baswedan Sebut Serangan Soal Sampah untuk Gubernur Sebelumnya, Bestari Barus : Terlalu Baper
Meski demikian, Fikser mengaku bahwa Pemkot Surabaya akan mempertimbangkan dengan serius untuk membawa cuitan Marco tersebut ke ranah hukum.
Ia menyampaikan, bidang hukum Pemkot Surabaya tengah mempelajari dan melakukan kajian hukum dari cuitan Marco itu.
"Terkait dengan twit itu, selain kita menyesalkan, kita sedang mendiskusikan hal ini dengan bagian hukum untuk kita lihat dari kajian hukumnya bagaimana nanti, kita lagi pelajari," kata dia.
Perang terbuka merugikan kedua pihak
Sementara itu, peneliti senior Surabaya Survei Center (SSC) yang juga Dekan FISIB Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam menyampaikan, cara dan tindakan yang dilakukan Pemkot Surabaya dinilai konyol.
Sebab, apabila Pemkot Surabaya terpancing, kata Surokim, maka akan menunjukkan kelas yang sama dengan apa yang dicuitkan Marco.
Baca: Indonesia Terus Genjot Ekspor Bawang Merah ke Berbagai Negara
"Itu strategi membalas yang juga konyol. Mestinya, (Pemkot Surabaya) bisa menggunakan cara-cara cerdas dan juga strategi politik Abu Nawas, menang tanpa ngasorake. Pasti tone akan kian positif," kata Surokim.
Menurut dia, membalas dengan komunikasi yang lebih elegan justru akan membuat Risma mendapat simpati publik.
Sebab, kata dia, tone negatif potensial merugikan kedua belah pihak.
"Dalam perspektif campaign politik, pilihan jalan hukum itu jika mungkin adalah pilihan akhir, ultimum remedium. Menurut saya, lebih baik diberikan pencerahan itu jauh akan memberi efek positif untuk citra Risma," ujar Surokim.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Dinilai Serang Risma, Pemkot Surabaya Geram dengan Twit TGUPP Anies Baswedan