Pasca Meninggalnya Aurellia Kemenpora Ingatkan Pelatihan Paskibraka Tidak Boleh ada Kekerasan
"Kami mengingatkan, bahwa latihan paskibraka adalah pendidikan dan pelatihan yang ramah anak," kata Asrorun.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Kabar meninggalnya seorang capaska tingkat Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Aurellia Qurratuaini membuat sejumlah pihak menyatakan simpati dan duka cita mendalam. Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Asrorun Ni'am Sholeh mengucapkan duka cita atas meninggalnya almarhumah Aurellia.
"Kami turut berduka cita mendalam atas wafatnya adinda (Aurellia), semoga arwahnya diterima oleh Allah SWT, Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rajiuun. Semoga (amarhumah) husnul khatimah," ujar Asrorun, Jumat (2/8/2019).
Tidak lupa, ia juga turut mendoakan pihak keluarga agar diberikan ketabahan setelah kepergian Siswi SMA Islam Al Azhar BSD Serpong itu. "Dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan," jelas Asrorun.
Baca: Gempa Hari Ini - Gempa M 5,4 Mengguncang Buol Sulawesi Tengah, Dirasakan hingga Toli-Toli
Penyebab kematian Aurellia memang masih belum jelas, namun Asrorun mengingatkan bahwa pelatihan yang diberikan kepada mereka yang akan menjadi pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) merupakan pendidikan yang baik.
Baca: Liverpool Tak akan Terhanyut Romantisme Juara Liga Champions
Tidak ada dampak buruk bagi fisik para capaska, baik tingkat kota, provinsi hingga nasional. Dalam menjalani pendidikan dan pelatihan secara kilat itu, proses yang diberikan sangat ramah bagi anak. "Kami mengingatkan, bahwa latihan paskibraka adalah pendidikan dan pelatihan yang ramah anak," kata Asrorun.
Terlepas dari apa penyebab meninggalnya Aurellia, Asrorun menekankan bahwa dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) pelatihan Paskibraka, para pelaksana tentunya sangat memahami apa yang boleh dan tidak boleh diterapkan kepada capaska.
"Tidak boleh ada bullying, apalagi kekerasan. SOP ini yang terus dipegang oleh seluruh pelaksana," tegas Asrorun.
Baca: Aurellia Qurratuaini Paskib Tangsel Meninggal Dunia sebelum Bertugas, Kematiannya Disebut Janggal
Sementara itu, seorang Pembina Paskibraka Nasional 2019 Nina Mardina mengatakan bahwa almarhumah memang seorang capaska, namun bukan capaska tingkat nasional.
"Memang betul (meninggal), tapi bukan capaska nasional, almarhumah Capaska Kota Tangerang Selatan," kata Nina, dalam pesan singkatnya kepada Tribunnews, Jumat (2/8/2019).
Saat ditanya apakah siswi tersebut merupakan Capaska yang mewakili provinsi untuk dikirim sebagai Capaska untuk Paskibraka Nasional 2019, Nina menampik. Perempuan yang telah menjadi Pembina Paskibraka Nasional selama lima tahun itu kembali menjelaskan bahwa Aurellia merupakan Capaska tingkat kota Tangsel.
Nina kemudian menambahkan, 68 Capaska Nasional yang berasal dari 34 provinsi pun tidak mengenal almarhumah.
Baca: Saat Disinggung Kenapa Tak Punya Kantor di Indonesia, Ini Kata Netflix
"Bukan (Capaska Nasional), almarhumah itu Capaska Kota Tangerang Selatan, bahkan adik-adik (Capaska Nasional) tidak ada yang tahu," pungkas Nina.
Sebelumnya, seorang Capaska Kota Tangerang Selatan bernama Aurellia Qurratuaini meninggal secara mendadak pada hari Kamis (1/8/2019) kemarin. Ia diketahui merupakan seorang pelajar kelas XI MIPA di SMA Islam Al Azhar BSD Serpong.