Cerita Sang Ibu Sehari Sebelum Kematian Aurel, Anggota Paskibraka Tangsel yang Meninggal Tiba-tiba
Aurellia Qurratu Aini merupakan Paskibraka Tangerang Selatan (Tangsel) yang meninggal dunia pada masa pendidikan dan pelatihan (diklat).
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memiliki hati sekuat baja, mungkin pantas disematkan kepada Sri Wahyuni, ibunda Aurellia Qurratu Aini.
Aurellia Qurratu Aini merupakan Paskibraka Tangerang Selatan (Tangsel) yang meninggal dunia pada masa pendidikan dan pelatihan (diklat).
Di hari kedua meninggalnya Aurel, panggilan karib almarhumah, Sri menguatkan dirinya berbincang dan tetap menyambut ratusan tamu yang datang untuk menyampaikan duka ke rumahnya di bilangan Perumahan Taman Royal 2, Cipondoh Tangerang.
Dari kerabat, wali kota hingga pejabat dari berbagai kementerian silih berganti datang.
Karangan bunga ucapan duka sudah tak terhitung jumlahnya, bahlan posisinya sudah tidak beraturan karena saking banyaknya.
Baca: Selama Latihan Jadi Anggota Paskibraka, Aurel Disuruh Makan Kulit Jeruk dan Push-up Tangan Dikepal
Selepas tahlilan hari ke dua meninggalnya Aurel, saat jarum jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB, bersama sang suami, Faried Abdurrahman, Sri masih menerima awak media dan menceritakan hari terakhirnya bersama putri sulungnya itu.
Masih mengenakan mukena selepas tahlilan, Sri bercerita, saat itu Kamis (31/7/2019), Aurel dalam keadaan fit dan prima.
Aurel siap menjalani pelatihan Paskibraka hari itu.
Dari informasi yang dihimpun, saat itu adalah hari terakhirnya latihan bersama TNI dari Batalyon Kavaleri La 9.
Suara Sri seperti tertahan. Wanita dua anak itu berbicara dengan suara pelan dan nada yang datar.
"Aurel dalam kondisi yang sangat fit. Dia sudah kasih tahu bahwa akan ada renang di sore hari. Saya sempat bilang, setelah kalian kegiatan fisik, itu tidak semua siap langsung masuk ke kolam nak. Kamu jangan ikut kalau kamu tidak sanggup," ujar Sri menceritakan nasihatnya kepada Aurel.
Namun Aurel seperti hendak menenangkan ibu tercinta. Ia mengatakan sanggup dan ingin tetap berenang.
Pukul 19.30 WIB hari itu, Aurel pulang dalam kondisi kelelahan. Kacamata seorang ibu tahu benar tanda-tanda pada anak.