Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Terbaru Anggota Paskibraka Meninggal: Mengaku Dipukuli hingga Lebam, Dipaksa Makan Kulit Jeruk

Fakta terbaru meninggalnya anggota paskibraka asal Tangerang, Aurellia Qurrota Ain: pernah mengaku dipukuli hingga lebam, dipaksa makan kulit jeruk

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Sri Juliati
zoom-in Fakta Terbaru Anggota Paskibraka Meninggal: Mengaku Dipukuli hingga Lebam, Dipaksa Makan Kulit Jeruk
Kolase TribunStyle
Berikut fakta terbaru meninggalnya anggota paskibraka asal Tangerang, Aurellia Qurrota Ain : mengaku dipukuli hingga lebam, dipaksa makan kulit jeruk. 

Berikut fakta terbaru meninggalnya anggota paskibraka asal Tangerang, Aurellia Qurrota Ain : mengaku dipukuli hingga lebam, dipaksa makan kulit jeruk.

TRIBUNNEWS.COM - Kepergian Aurellia Qurrota Ain, anggota Paskibraka asal Tangerang terasa begitu mendadak dan tiba-tiba.

Penyebab kematian gadis kelas XI MIPA 3 dari SMA Islam Al Azhar BSD tersebut masih menyisakan tanda tanya.

Beberapa pihak menduga kematian anggota paskibraka tersebut disebabkan oleh kelelahan akibat latihan.

Ada pula yang beranggapan, telah terjadi perploncoan senior oleh Aurel.

Baca: Putrinya Meninggal, Ayah Aurellia Qurrataini Ungkap Hal yang Dialami Anaknya Saat Latihan Paskibraka

Baca: Selain Aurel, 6 Anggota Paskibraka Ini Meninggal Dunia Sebelum dan Sesudah Bertugas

Baca: Paskibraka Aurellia Mendadak Meninggal, Sempat Curhat Pada Ayahnya: Hukuman Berlebihan dari Senior

Aurel diketahui dipukuli oleh senior hingga tubuhnya lebam-lebam.

Fakta terbaru juga menunjukkan, Aurel dipaksa oleh senior untuk makan jeruk beserta kulitnya.

Berita Rekomendasi

Aurel mengembuskan napas terakhir di rumahnya, Taman Royal 2, Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/8/2019).

Dilansir Kompas.com, ayah Aurellia, Farid Abdurrahman (42) mengatakan, Aurel nampak tidak berdaya secara fisik untuk menjalani aktivitas pada pukul 4 pagi, Kamis lalu.

Dia pun ambruk seketika.

"Jam 4 dia berusaha mau mulai aktivitas. Karena mulai jam 4 dia sudah limbung badannya, sudah capeknya dia limbung langsung, nggak sadar kita bawa ke rumah sakit. Ternyata sudah tidak tertolong," ucap Farid.

Nyawanya tidak tertolong ketika hendak dilarikan ke rumah sakit.

"Dokter tidak keluarkan diagnosa karena ketika kita bawa ke sana (RS), Almarhumah sudah meninggal," ucap dia.

Berikut fakta terbaru mengenai meninggalnya anggota paskibraka Tangerang, Aurellia Qurrota Ain, dirangkumTribunnews dari berbagai sumber :

1. Berlatih Menjadi Paskibraka Tangerang Selama Sebulan

Sebelum meninggal dunia, Aurel mengikuti pelatihan selama sebulan untuk menjadi pasukan pengibar bendera di Lapangan Cilenggang, Serpong.

Menurut keterangan Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Tangsel, Warta Wijaya, sosok Aurel selama sebulan latihan sangat sehat.

Bahkan, Aurel lebih terlihat kuat dibanding temannya yang lain.

"Enggak pernah ngeluh anaknya, selalu ceria selama latihan," kata Warta, dikutip dari Kompas.com.

Warta mengatakan, Aurel sudah menjadi kandidat pembawa baki yang akan menyerahkan atau menerima bendera merah putih dari Wali Kota Tangsel.

"Aurel sejatinya masuk kandidat pembawa baki. Dengar kabar begini kaget pastinya, enggak nyangka," ujarnya.

2. Buku Diary Disobek-sobek Senior

Pada Rabu (31/7/2019), Aurel pulang ke rumah setelah menjalani latihan bersama tim Paskibraka Tangerang Selatan.

Dalam keadaan lelah, dia bercerita, buku diary miliknya beserta empat temannya dirobek oleh senior ketika latihan Paskibra.

Buku diary itu merupakan bagian dari tugas yang diberikan seniornya.

Buku tersebut ditulis oleh Aurellia beserta anggota yang lain sejak 22 hari selama latihan Paskibraka.

Namun, buku diary Aurel dirobek setelah dikoreksi oleh para senior.

Setelah disobek, Aurel diharuskan menyalin buku tersebut dalam waktu dua hari.

"Ini salah satu bentuk psikologis yang luar biasa kalau menurut kami mengakibatkan down mental dan fisik."

"Akhirnya dia jam satu mencoba bangun untuk nulis lagi, nggak bisa selesai," kata Farid saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Jumat (2/8/2019).

3. Takut Komplain Senior

Farid mengungkapkan, selama mengikut pelatihan Paskibraka Tangerang Selatan, Aurel berlatih dengan semangat dan serius.

Walaupun latihan yang diterapkan cukup keras hingga menguras tenaga.

Bahkan, tidak jarang para anggota termasuk dirinya mendapat hukuman dari para seniornya.

Namun, Aurel memilih untuk tidak meminta tolong orang tuanya agar komplain kepada para senior karena pola latihan tersebut.

Farid mengatakan, jika orangtua komplain dengan cara latihan Paskibraka, maka para anggota justru akan diberi latihan lebih keras lagi.

Farid Abdurrahman (42) ayah dari Aurrelia Qurratuaini saat ditemui di rumahnya di kediamanya di Cipondoh, Tangerang, Jumat (2/8/2019).
Farid Abdurrahman (42) ayah dari Aurrelia Qurratuaini saat ditemui di rumahnya di kediamanya di Cipondoh, Tangerang, Jumat (2/8/2019). (KOMPAS.com/Walda Marison)

"Pernah anak saya cerita bahwa ada yang komplain, akhirnya mereka dihukum semakin berat."

"Itu yang membuat anak-anak takut berbicara yang sebenarnya," ucap dia.

Aurrel tidak memberi tahu perlakuan yang dia alaminya sedari awal.

Dia berusaha memendam masalahnya tersebut walaupun belakang dia sempat membuka suara kepada orangtuanya.

"Cuman dari dulu dia memang selalu bertanggung jawab, jadi dipendam sendiri baru akhirnya akhir ini cerita sedikit-sedikit ada hukuman yang berlebihan dari senior."

"Oknum senior bukan pelatih. Kalau pelatih pasti akan profesional," ucap dia.

4. Mengaku Dipukuli Senior hingga Lebam

Kematian Aurel pun dirasa sangat janggal oleh keluarganya.

Hal itu diungkapkan oleh Romi yang merupakan paman dari Aurel.

Romi menceritakan detik-detik kepergian siswi yang duduk di kelas XI MIPA 3, SMA Islam Al Azhar BSD, Tangerang Selatan tersebut.

"Kemarin itu kami keluarga kumpul di rumah ini. Karena ada acara nenek kami yang sedang ulang tahun."

"Kami sekeluarga melihat ada yang berbeda dari Aurel," ujar Romi saat dijumpai WartaKotaLive.com di rumah duka, Kamis (1/8/2019) malam.

Aurel pun turut serta dalam pertemuan keluarga itu.

Menurut Romi, wajah Aurel itu terlihat pucat pasih.

"Mukanya itu pucat banget, seperti kelelahan. Padahal dia (Aurel) tidak memiliki riwayat penyakit," ucapnya.

Tubuhnya pun tampak lemas.

Aurel saat itu tak ceria.

"Dia tak mengeluhkan apa-apa, tapi kami lihat dia ini sangat keletihan karena ikut Paskibra," kata Romi.

Keesokan harinya yakni pada Kamis (1/8/2019) subuh, Aurel pun meninggal dunia secara mendadak.

Pihak keluarga panik dan penuh haru.

"Tiba-tiba saja dia langsung roboh tadi pagi. Jatuh di rumah. Dan setelah dibawa ke rumah sakit, dia dinyatakan meninggal dunia," ungkapnya.

Romi menyebut, Aurel sempat bercerita dengan adiknya yakni Atarisa.

Aurel dan Atarisa merupakan adik kakak usianya hanya terpaut dua tahun.

"Dia cerita ke adiknya, katanya dipukuli oleh seniornya di Paskibra. Tubuhnya juga lebam-lebam," beber Romi.

5. Dihukum Push Up Tangan Terkepal hingga Makan Kulit Jeruk

Farid mengatakan, latihan paskibra yang dijalani anaknya sudah berlebihan.

Hal itu dikatakan Farid karena dirinya Purna Paskibraka.

Perlakuan berlebihan itu diberikan oleh para seniornya, bukan para pelatih Paskibra.

"Jadi campur tangan senior di luar pelatih ini ini yang merupakan teror beban psikologis yang sangat luar biasa," ujar Farid saat ditemui Kompas.com.

Selama pelatihan, almarhumah kerap disuruh melakukan push up dengan tangan dikepal.

Akibatnya, tangan almarhumah mengalami lebam.

"Kemudian push up kepal yang di aspal di mana cewe suka ada cincinnya. Ini di luar kelaziman, sedangkan pendidikan militer sendiri tidak sampai sejauh itu," lanjut Farid.

Selain itu, putrinya kerap disuruh makan jeruk beserta kulit-kulitnya.

Hal ini yang membuat mental dan keadaan fisik Aurrelia semakin turun.

6. Keluarga Tidak Menuntut ke Jalur Hukum

Farid mengaku tidak akan membawa kasus meninggalnya sang anak ke jalur hukum.

Dia mengaku ikhlas putri kesayangannya itu menghadap Sang Pencipta.

Namun, dia berharap kasus yang menimpa putrinya ini menjadi pelajaran dan pembenahan pihak terkait yang terlibat dalam melatih para paskibraka Tangerang Selatan.

"Secara langkah hukum ini tidak akan kita lakukan prosedur tindakan. Akan tetapi tindakan untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh itu sudah kita sampaikan ke Ibu Wali Kota Tangsel, harus dilakukan evaluasi," ucap Farid.

Dia mengaku sudah memberikan masukan kepada Wali Kota Tangerang Selata,  Airin Rachmi Diany terkait sistem pelatihan paskibraka.

Termasuk usul menyediakan tim medis untuk para anggota paskibraka.

"Alhamdulillah mulai tadi sudah ditindak lanjutin oleh Bu Wali Kota, Bu Airin. Saya sudah dapat laporan dari orangtua anggota paskibra yang lain, sudah standby petugas medis di lokasi," kata dia.

Kembali menekankan, dia berharap kejadian ini menjadi pelajaran agar pihak yang terlibat dalam melatih para paskibraka tidak menerapkan latihan yang esktrem sehingga berujung anggota yang meninggal dunia.

"Kami harapkan dengan adanya kejadian ini sebagai pengalaman sebagai hal yang wajib mereka (pihak pelatih Paskibraka) evaluasi bawah tindakan seperti ini akan berakibat sangat fatal. Baik dari peserta sendiri maupun bagi keluarga yang ditinggalkan," kata Farid.

7. Ucapan Bela Sungkawa Wakil Wali Kota Tangerang

Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, saat melayat almarhum Aurellia Qurratuaini, Paskibraka Tangsel di kediamannya di bilangan Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/9/2019).
Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, saat melayat almarhum Aurellia Qurratuaini, Paskibraka Tangsel di kediamannya di bilangan Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/9/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR)

Kabar duka meninggalnya Aurel ini sampai ke Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie.

Benyamin pun mendatangi rumah duka.

"Saya turut duka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya almarhumah."

"Almarhumah adalah kader pemudi yang tangguh dan diandalkan dalam calon pasukan pengibar bendera pusaka. Almarhum meninggal husnul khotimah," ucap dia.

Belum diketahui pasti penyebab dari meninggalnya Aurel.

Namun Benyamin memastikan jika Aurel sempat dilarikan ke Rumah Sakit.

"Sempat dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya tapi saya enggak dapat info hasil diagnosa dokter," ucap dia.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia/Kompas.com/Walda Marison/Warta Kota)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas