Ayah dan Anak Gantung Diri di Bojong Gede, Keluarga Menaruh Curiga pada Kebiasaan Korban
“Biasanya, kalau pagi hari korban ini antar adik anaknya ke sekolah. Tapi pagi ini korban tidak terlihat," katanya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Warga gempar begitu mengetahui seorang ayah dan putranya ditemukan meninggal di rumahnya di Kampung Panjang, Desa Rawa Panjang, Bojong Gede, Kabupaten Bogor.
Korban pertama yang bernama Rudi Hermawan (40) adalah ayah dari DHD (8).
Baca: Putus Asa Dintinggal Istri, Seorang Bapak di Bogor Ajak Anaknya yang Berusia 8 Tahun Gantung Diri
Keduanya ditemukan tergantung tak bernyawa di dalam rumahnya.
Menggunakan seutas tali berwarna merah dan putih, kedua korban ditemukan dalam tergantung di ruang tamu rumahnya dalam posisi berhadap-hadapan.
Penemuan korban berawal ketika adik kandungnya Yuni Devinawati (38) yang berprofesi sebagai seorang guru, menaruh curiga lantaran korban tidak terlihat sejak pagi hari.
“Biasanya, kalau pagi hari korban ini antar adik anaknya ke sekolah. Tapi pagi ini korban tidak terlihat sampai anak adiknya itu naik ojek daring ke sekolah,” ujar Kanit Reskrim Polsek Bojong Gede Iptu Jajang Rahmat di lokasi kejadian, Senin (5/8/2019).
Setelah anaknya sekolah, Yuni pun berangkat ke sekolah tempatnya mengajar dan baru pulang sekira pukul 11.30 WIB.
Beberapa menit di rumah setelah pulang mengajar, Yuni pun mencoba menyambangi kediaman korban yang bersampingan dengan rumahnya.
Tidak ada respon ketika Yuni memanggil korban, hingga akhirnya ia memtuskan untuk melongok kedalam rumah korban melalui lubang ventilasi udara yang ada di teras rumah.
“Selanjutnya saksi mengecek melalui lubang angin dan ternyata diketahui korban satu dan berikut anaknya korban dua sudah diketahui tergantung di kaso rumah dalam keadaan meninggal,” jelas Jajang.
Berdasarkan keterangan saksi Yuni, korban diketahui putus asa sejak setahun belakang lantaran ditinggal wafat istrinya.
Sejak saat itu, ia pun harus membesarkan dan mengurus putra semata wayangnya yang mengalami kekurangan tak bisa berbicara dan melihat.
Bahkan, beberapa kali korban menulis pesan melalui aplikasi pesan whatsapp yang menyatakan dirinya ingin segera ‘menyusul’ istrinya yang telah wafat.
“Beberapa kali di grup WA korban ini kerap putus asa, korban ingin bertemu dengan istrinya yang telah meninggal satu tahun yang lalu,” kata Jajang.