Gelaran Wayang Orang Jadi Acara Pamungkas HUT Ke-30 Gereja Santo Lukas Paroki Sunter
"Kami tampilkan wayang orang untuk mengenalkan budaya wayang kepada masyarakat lingkungan gereja," ucap Rafael
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gelaran wayang orang menjadi acara pamungkas, pada HUT ke-30 Paroki Gereja Santo Lukas Sunter.
Wayang orang yang ditampilkan sekaligus menjadi akhir dari acara HUT ke-30 Paroki.
Baca: Wayang Golek Giri Harja Tutup Pesta Rakyat Cibaliung 2019 dengan Penuh Kesan
Rafael Lie Tjen Hiung Ketua Panitia HUT Paroki Sunter ke-30 mengatakan, penampilan wayang orang ini untuk kembali mengangkat kebudayaan wayang pada masyarakat.
"Kami tampilkan wayang orang untuk mengenalkan budaya wayang kepada masyarakat lingkungan gereja," ucap Rafael.
Ia menambahkan, pementasan wayang orang terbilang jarang di daerah perkotaan, ini menjadi daya tarik sendiri untuk masyarakat sekitar.
Baca: Makna Kepemimpinan dalam Pagelaran Wayang Kulit Kresno Jumeneng Ratu di Istana Merdeka
Gelaran wayang orang ini menarik masyarakat sekitar yang berada diluar area acara, kembali berkumpul untuk melihat pementasan wayang orang.
Bukan hanya orang tua yang tertarik pementasan wayang orang ini, namun anak-anak sangat antusias menyaksikan pementasan wayang orang pada acara HUT ke-30 Paroki.
Pesan kebhinnekaan
Acara ini sangat kental akan nuansa Bhinneka Tunggal Ika.
Baca: Festival Dibalut Semangat Keragaman dan Persatuan NKRI
Rafael Lie Tjen Hiung Ketua Panitia HUT ke-30 Paroki Sunter mengatakan, tujuan diadakannya acara ini merupakan sebuah upaya untuk membangun kerukunan dalam beragama dan bermasyarakat.
"Kami ingin menjalankan semboyan bangsa, Bhinneka Tunggal Ika pada HUT Paroki ke-30," ucap Rafael.
Ia juga menambahkan, acara ini bisa dihadiri oleh semua masyarakat umum dari berbagai kalangan, acara ini juga dihadiri berbagai pemuka agama.
Pemuka agama yang turut hadir dalam acara HUT ke -30 Paroki, terdiri dari pemuka agama Islam, Katolik, Buddha dan Khonghucu.
Menurut Rafael, hadirnya pemuka agama bari berbagai agama ini menunjukan Gereja Santo Lukas, lewat acara HUT Paroki ke-30 sangat menunjung tinggi persatuan dan kesatuan.
HUT ke -30 Paroki menghadirkan hiburan yang dapat dinikmati masyarakat yang mengunjungi acara ini.
Baca: Ajak Milenial Mencintai Budaya dan Kebhinnekaan Indonesia Lewat Flashmob
"Kami hadirkan beberapa acara hiburan dimana diantaranya wayang orang, tarian dan penampilan dari pondok pesantren," Rafael.
Selain itu ia mengatakan, akan ada penampilan umat gejera yang dipadukan dengan santri Pondok Pesantren Uniq, hal ini semakin menunjukan meski berbeda dalam hal agama, tetap bisa bekerja sama.
Ramai dihadiri warga
Pantauan Tribunnews, Masyarakat masih ramai memadati lapangan parkir Gereja Santo Lukas.
Masyarakat yang terdiri dari berbagai kalangan ini hadir memeriahkan acara Hut ke-30 Paroki.
Baca: Deklarasi Gerakan #PancasilaPower Dilakukan di Kota Malang
Masyarakat yang hadir mulai dari anak-anak hingga orang tua, acara tahunan ini dimeriahkan oleh beberapa hiburan bagi masyarakat yang mengunjungi acar Hut ke-30 Paroki.
Acara ini tidak membedakan pengunjung yang datang, pada acara ini dihadiri dari berbagai agama dan suku, sehingga terlihat adanya kerukunan yang terjadi pada acara ini.
Baca: Karnaval Kebhinnekaan: IKAL PPSA XXI Apresiasi Kapolda Sumsel
Untuk pengunjung disediakan kupon yang diberikan secara gratis, untuk ditukarkan pada booth makanan dan minuman.
Pengunjung yang hadir dapat menikmati acara sembari menikmati makanan dan minuman yang disediakan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.