Garap Perbaikan Jalur Bus Transjakarta, Dinas Bina Marga Pakai Metode Ini
Selanjutnya perbaikan akan dilakukan dengan terlebih dahulu membongkar seluruh ruas jalur bus Transjakarta untuk kemudian dibenahi.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dinas Bina Marga DKI Jakarta memperbaiki sejumlah jalur bus Transjakarta sepanjang 11 kilometer dengan menggunakan metode beton rapid setting atau beton cepat keras.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan metode beton cepat keras lebih banyak menelan anggaran dibanding metode yang pernah dilakukan sebelumnya.
“Kalau normal itu, beton biasa, itu sekitar hampir Rp 2,9 juta sampai Rp 3 juta. Kalau ini hampir sekitar Rp 8 juta (per meter), hampir 2,5 kalinya,” kata Hari, Kamis (5/9/2019) malam.
Namun demikian Hari mengklaim bahwa secara keseluruhan biaya yang dikeluarkan lebih murah. Pasalnya masa pakai beton tersebut lebih lama daripada sebelumnya.
Baca: Kagetnya Rekan Polisi di Polsek Arosbaya, Brigadir Polisi Ini Ditemukan Tewas Bunuh Diri Pakai Senpi
Baca: Semua Pihak Disarankan Tidak Mengintervensi PB HMI
Baca: Ada 6 Orang Lintas Fraksi DPR Pengusul Pembahasan Revisi UU KPK
“Walaupun harganya 2,5 kalinya, tapi secara maintenance dan periodik itu akan lebih murah,” ungkap Hari.
Menurut Hari, beton cepat kering memilikk durabilitas lebih lama dibanding beton biasa. Hal itu tentu membuat biaya pemeliharaan lebih murah dibanding biasanya.
“Ini bisa sampai 4-5 tahun, bahkan jaminan bisa sampai 10 tahun. Yang biasa itu kan, yang pakai beton biasa 1-2 tahun abis, apalagi kerendem air,” tegas Hari.
Selanjutnya perbaikan akan dilakukan dengan terlebih dahulu membongkar seluruh ruas jalur bus Transjakarta untuk kemudian dibenahi.
“Kalau model seperti ini yang lama dibongkar dulu, rekondisi habisin dulu, mau beton mau apa, nanti kupas dan pemadatan,” katanya.
Lebih efisien
Perbaikan sejumlah jalur bus Transjakarta sepanjang 11 kilometer dilakukan Dinas Bina Marga DKI Jakarta dengan menggunakan metode beton rapid setting atau beton cepat keras.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan pihaknya sengaja menggunakan metode beton rapid setting atau beton cepat keras karena dianggap lebih efisien.
Hari menambahkan apabila koridor 1 Blok M-Kota ditutup selama 14-28 hari kerja maka dipastikan bakal menimbulkan kemacetan karena bus Transjakarta harus menggunakan jalur biasa.
“Nah ini yang jadi konsen kita untuk menangani secara cepat.
Menurut Hari, durasi pengerjaan yang lebih singkat daripada biasanya itu karena ada tambahan zat tertentu di beton cepat kering tersebut.
“Kenapa dia lebih cepat keras karena disitu ada semacam tambahan zat aditif yang membut beton ini menjadi keras,” sambungnya.
Sementara Presiden Direktur Solusi Bangun Indonesia, Aulia Mulki Oemar menjelaskan, pengerjaan perbaikan bakal dilakukan tengah malam hingga pagi hari, mulai pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB.
“(Pemilihan) Waktu pengerjaan ini agar mengurangi potensi dampak kemacetan, karena kita kerjakan di malam hari. Saat masyarakat istirahat dan lalu lintas sedang lengang, kita bekerja. Besok saat pagi sudah bisa dilewati karena (pengerjaan) ini menggunakan jenis beton cepat kering. Sehingga diharapkan tidak menyebabkan kemacetan,” katanya.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Nilai Anggaran Perbaikan Jalur Transjakarta Lebih Mahal, Dinas Bina Marga DKI Jamin Lebih Efisien