Tender Proyek Stadion BMW, Jakpro Pilih yang Lebih Mahal, Ini Kata PKS
Jakpro menjelaskan pemenang tender bukan ditentukan dari tawaran harga, tapi yang utama adalah proses yang lebih mempertimbangkan kualitas
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Sanusi
Ia mengatakan Jakpro selaku BUMD yang ditunjuk membangun proyek stadion baru di kawasan Jakarta Utara ini, merancang pembangunan JIS dengan basis konsep Design & Build.
Dimana, penilaian kriteria teknis, metode konstruksi, kualitas material hingga inovasi strategi yang diterapkan kedua KSO jadi penilaian utama.
Sebab JIS diproyeksikan sebagai stadion bertaraf FIFA, yang diperuntukan bukan cuma untuk gelaran sepak bola domestik saja, tapi juga pertandingan internasional.
Konsep desain yang diinginkan Jakpro juga diharapkan bisa menyokong kegiatan-kegiaran budaya, musik maupun festival lainnya.
Usai seluruh kriteria konsep dinilai, baru kemudian muncul nilai persentasenya. KSO yang punya keselarasan dengan konsep Jakpro, akan mendapat nilai lebih tinggi.
"Nah di situ muncul angkanya, di situ sudah keliatan siapa yang ada perbedaan nilai persentase antara dua KSO itu. Baru setelah itu kita menuju ke penilaian angka, harga," jelasnya.
Berdasarkan Pengumuman Hasil Evaluasi Sampul I Nomor 002/KU5000/102/VIII/2019 tertanggal 2 Agustus 2019, KSO Wika Gedung mendapat skor 94,48. Sedangkan KSO Adhi Karya lebih rendah sedikit, dengan skor 85,95.
"KSO kedua (red: yang kalah) kemungkinan angka teknisnya dia jauh. Ada beberapa item yang dia tidak penuhi pasti," ungkap Iwan.
Merujuk data, KSO Adhi Karya pada kelengkapan dokumen penawaran ternyata gagal memenuhi satu persyaratan yakni Lampiran A Konfirmasi Material. Sedangkan KSO Wika Gedung komplit.
Lebih lanjut Iwan menuturkan bahwa porsi penilaian untuk teknis kualitas sebesar 70 persen. Sedangkan nilai harga, cuma 30 persen.
Kata dia, Jakpro sama sekali tidak ikut campur terkait penentuan pemenang tender pembangunan JIS. Seluruhnya pelelangan tender diserahka kepada tim tender yang bersifat independen.
Tim penyeleksi itu diantaranya PT Virama Karya, PT WTP, PT Jakarta Konsultindo.
"Itu user kita tidak mau ikut campur. Itu semua independen tim tender," pungkasnya.