Sekelompok Mahasiswa dan Ojek Online Berusaha Redam Kericuhan di sekitar Gedung DPR RI
Saat situasi semakin memanas, beberapa kelompok yang juga bagian dari massa berusaha meredamkan emosi massa lain yang tengah melempari batu
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Sayangnya, imbauan dari aparat ini dihiraukan oleh massa. Mereka menyatakan bahwa pelajar hadir di lokasi unjuk rasa atas kemauan sendiri.
“Mereka datang sendiri, kami tidak pernah paksa. Mereka juga rakyat,” ujar salah satu orator dari Universitas Ibnu Chaldun.
Adapun massa mulai berkumpul di flyover Slipi.
Mereka berusaha menerobos kawat berduri membentang untuk membatasi akses jalan yang dilalui.
Untuk diketahui, RKUHP menjadi perbincangan masyarakat karena terdapat sejumlah pasal kontroversial.
Baca: Museum Sasmitaloka, Lokasi Ditembaknya Jenderal Ahmad Yani Saat Peristiwa G30S
Mahasiswa telah menggelar aksi unjuk rasa sejak pekan lalu untuk menolak pengesahan RKUHP tersebut.
Pasal-pasal kontroversial tersebut di antaranya delik penghinaan terhadap presiden/wakil presiden (Pasal 218-220), delik penghinaan terhadap lembaga negara (Pasal 353-354), serta delik penghinaan terhadap pemerintah yang sah (Pasal 240-241). (Cynthia Lova)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Polisi Ingatkan Pelajar di Bawah Umur untuk Tidak Ikut Aksi Demo
Kadisdik DKI minta pelajar tidak anarkis
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Ratiyono mengintruksikan kepada sekolah-sekolah di wilayah DKI Jakarta agar berkoordinasi secara langsung dengan orangtua murid saat jam pulang sekolah.
Menurut Ratiyono, pihak sekolah bersama dengan orangtua harus saling berkomunikasi guna mengontrol keberadaan anak, khususnya ketika pulang sekolah.
Hal Itu guna memastikan apakah anak sudah berada di rumah, atau tak langsung pulang.
Sebagai Kepala Dinas Pendidikan, ia menganjurkan agar para siswa langsung pulang ke rumah dan tidak ikut ke dalam aksi demonstrasi di Gedung DPR RI.
Apalagi, sebagai seorang pelajar para siswa memiliki tugas utama untuk menuntut ilmu. Ia pun mengatakan agar para pelajar di wilayah DKI Jakarta tidak boleh anarkis sekalipun kedapatan mengikuti aksi tersebut.
"Kalau pun ada yang unjuk rasa yang penting mereka tidak boleh anarkis, tidak boleh melakukan tindakan kekerasan, tapi usahakan usia SMA seyogyanya langsung pulang. Niatnya baik tapi kalau tidak bisa menahan diri kan bahaya, karena kalau massanya luas sangat beresiko," kata dia.