Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jakarta Diguyur Hujan Sehari, Sejumlah Rumah di Pejaten Timur dan Balekembang Tergenang Air

Daerah bantaran kali Ciliwung ini digenangi air lantaran derasnya air dari pintu air Katulampa, Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/10/2019) malam.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Jakarta Diguyur Hujan Sehari, Sejumlah Rumah di Pejaten Timur dan Balekembang Tergenang Air
KOMPAS.COM/WALDA MARISON
Kawasan bantaran kali Ciliwung di Pajeten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (9/10/2019). 

Hujan deras mengguyur kawasan Jakarta Timur pada Selasa (8/10) malam kemarin juga  menyebabkan beberapa wilayah terendam banjir pada dini hari, terutama bagi mereka yang tinggal di dekat aliran Sungai Ciliwung.

Seperti warga di sekitar RT 05/05 Kelurahan Balekambang, Kramat Jati Jakarta Timur.

Meninggkatnya volume air menyebabkan Suratih (52) dan keluarga terpaksa mengungsi.

"Dari jam 9 malam kemarin sudah dapat peringatan kalau waspada akan ada banjir. Padahal sudah lama enggak hujan, sekalinya hujan langsung banjir. Untung enggak terlalu tinggi banjirnya," kata Suratih di Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (9/10/2019).

Warga di sekitar Kelurahan Balekambang
Warga di sekitar Kelurahan Balekambang (Warta Kota)

Debit air semakin meningkat beberapa jam berselang. Hingga kemudian pada pukul 00.30 WIB, air mulai menjamah permukiman warga.

Warga yang bermukim di aliran Sungai Ciliwung sudah bertahun-tahun merasakan kebanjiran.

Oleh sebab itu, mereka pun telah bersiap-siap ketika ada peringatan.

Berita Rekomendasi

"Semalam banjirnya sekitar 50 sentimeter, baru mulai surut sekira pukul 03.00 WIB. Sebelum air masuk rumah kita sudah menyelamatkan barang," ujarnya.

Banjir baru surut pada pukul 07.00 WIB. Timbunan lumpur pun memenuhi kawasan rumahnya beserta ruas jalan.

Meski begitu, Suratih bersama anak, menantu, dan seorang cucunya terpaksa mengungsi ke Musala yang berada tepat depan kontrakannya.

Pasalnya alas kasur yang digunakan keluarganya langsung beralas lantai, sementara kontrakan yang disewa tak memiliki lantai dua.

"Hanya keluarga saya saja yang tidur di Musala, soalnya air masuk rumah. Kalau warg yang lain enggak karena kasur pakai ranjang dan ada lantai dua," tuturnya.  


Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas