PDIP Khawatir Rencana Anies Dirikan Rumah Berlapis di Kampung Akuarium Malah Picu Bangunan Liar
Sebab Anies bukan cuma menata wilayah tersebut menjadi kawasan wisata budaya dan sejarah, tapi juga membangun hunian warga dengan konsep rumah berlapi
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPRD DKI Fraksi PDI Perjuangan, Ima Mahdiah menyebut rencana Gubernur DKI Anies Baswedan yang mau menata kawasan Kampung Akuarium di Penjaringan, Jakarta Utara khawatir malah jadi pemantik munculnya bangunan liar.
Sebab Anies bukan cuma menata wilayah tersebut menjadi kawasan wisata budaya dan sejarah, tapi juga membangun hunian warga dengan konsep rumah berlapis.
Mantan Staf Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ini khawatir konsep rumah berlapis hanya diperuntukan bagi masyarakat dengan kelas ekonomi mampu, sementara mereka yang berada di kelas ekonomi bawah justru tidak kebagian.
Baca: Pemohon Lakukan Perbaikan Uji Materi UU KPK
Alhasil, bukan tidak mungkin mereka yang tak kebagian unit rumah berlapis ini malah mendirikan bangunan ilegal semi permanen.
"Pasti bakal kumuh lagi," kata Ima saat dihubungi, Selasa (22/10/2019).
Ima juga mengatakan pernah melakukan survei pada tahun 2015. Katanya, hasil survei tersebut menunjukan bahwa masyarakat yang tinggal di kawasan Kampung Akuarium adalah warga kurang mampu. Rata-rata penghasilan mereka juga berkisar di bawah Rp4 juta.
Sehingga pembangunan rumah berlapis, dikhawatirkan tak dilirik masyarakat di sana. Dengan kemampuan ekonomi tersebut, Ima menilai mereka akan lebih pilih membuat bedeng-bedeng.
"Saya pernah survei tahun 2015 lalu dan yang bermukim di sana itu memang orang susah semua, pasti gajinya rata-rata di bawah Rp 4 juta dan mereka pasti akan buat bedeng-bedeng," jelas dia.
Bukan cuma konsen terhadap munculnya bangunan liar, politisi PDI-P ini juga melihat dampak yang ditimbulkan akibat pembangunan konsep rumah berlapis di kawasan Jakarta Utara itu.
Akibat yang bisa ditimbulkan tak lain adalah kembalinya permasalahan banjir di kawasan tersebut.
Padahal, zaman kepemimpinan Gubernur Ahok, kawasan itu sengaja digusur dan sebatas dibuat lokasi cagar budaya saja, tanpa membangun rumah.
"Misalnya dibangun lagi, pasti banjir lagi," pungkas Ima.