Driver Ojol Tewas, Jasadnya Ditutupi Karpet dan Bantal di Rusun Griya Tipar Cakung
Kombes Pol Edy Purnomo mengatakan luka tusuk di kepala Rieke paling dalam sehingga menembus tengkorak.
Editor: Sanusi
Pertemuan Terakhir Sang Anak
Fajar dan Usamah selalu menyempatkan waktu mengunjungi ibunya, pun dengan Rieke yang juga bekerja di satu perusahaan travel umrah kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.
Pertemuannya dengan sang ibu pada pekan lalu saat membahas kelanjutan pendidikan Usamah di perguruan tinggi jadi pertemuan terakhir.
Fajar sendiri mengaku tak melihat jenazah ibunya karena saat tiba di Rusun sekira pukul 22.00 WIB polisi sedang melakukan olah TKP dan Usamah masih dimintai keterangan.
"Adik saya yang ke dalam, ya tahu udah ada darah aja. Baru dia (Usamah) telpon saya, katanya ibu udah enggak ada. Saya sendiri belum liat kamarnya, cuma memang katanya berantakan," tuturnya.
Meski harus melakoni dua pekerjaan sekaligus, Fajar mengatakan sang ibu tak pernah mengeluh dan lebih senang membicarakan anaknya.
Perihal musibah yang menimpa Fajar menyebut belum menerima penjelasan resmi dari polisi, namun dia berharap pelaku mendapat hukuman setimpal.
"Tinggal kebetulan sendiri, saya sama adik saya kadang-kadang menjenguk, kadang main, kadang ngobrol. Cerita-cerita soal macam-macam. Kalaupun yang lain paling soal kerja, soal kuliah. Jadi kalau soal ini enggak pernah dibahas," lanjut Fajar.
Warga Rusun Griya Tipar Cakung Kaget
Tewasnya Rieke Andrianti (43) Penghuni Rusun Griya Tipar Cakung, RT 10/RW 10 Kelurahan Cakung Barat Jakarta Timur sempat menggemparkan warga penghuni rusun.
Saat ditemukan anaknya, jenazah dalam keadaan bersimbah darah dalam kamarnya, bahkan kondisi ruangan dalam keadaan berantakan.
Beberapa warga sekitar pun mengaku kaget atas apa yang terjadi di wilayahnya ini, mereka tak menyangka ada warganya jadi korban pembunuhan.
"Ya kita ngak nyangka aja mas. Padahal mah yang tetangga-tetangga gak ada yang tahu. Gak denger ada ribut gitu. Ya ada yang denger teriakan, tapi gak sangka aja begini," kata Indah (42) salah seorang warga, Sabtu (9/11/2019).
Selain itu dirinya menganggap jika korban tak memiliki masalah dengan penghuni lain di rusun itu.
Bahkan korban dikenal sangat baik, korban juga merupakan warga lama yang sudah tinggal di unit tersebut sejak tahun 2013 lalu.
Indah menyebut jika korban memang tinggal sendiri di unit itu.
Keseharianya korban bekerja sebagai pegawai travel umrah, bahkan kerap kali juga sebagai driver ojek daring.
"Baik orangnya mah. Dia kadang juga nyambi kerja sebagai ojek online," ujarnya.
Dengar jeritan
Sementara itu, Ketua RT 10 Ricko Oppier (45) mengatakan warganya yang tinggal di lantai 5 mendengar jerit Rieke dari unit sewaan korban pada Jumat (8/11) sekitar pukul 03.00 WIB.
"Memang keterangan dari warga jam 3 pagi korban teriak, teriaknya kencang. Sekitar dua kali lah teriak, habis itu suaranya hilang," kata Ricko.
Meski beberapa penghuni rusun yang berada di lantai 5 mendengar teriakan itu,.
Namun banyak yang yang tak menyadari, sebab, ketika itu masyarakat masih terbuai dalam tidur. Sehingga teriakan terdengar samar-samar.
"Dikira warga ya cuman teriak karena ada apa, makannya enggak ada yang cek. Kita juga baru tahu kalau sudah meninggal pas anaknya datang sekitar jam setengah sembilan malam," ujarnya.
Selain itu menurut dia, warganya tak melihat adanya orang yang masuk ke unit yang disewa Rieke dengan kisaran harga Rp 150 ribu per bulan itu.
"Enggak ada warga yang lihat orang masuk ke unit dia (Rieke), tadi sempat dilihat dari CCTV tapi enggak terlihat apa-apa. Kalau di lantai ini cuman ada satu CCTV," ucapnya. (JOS)
Jasad Tak Berbusana
Tewasnya Rieke Andrianti (43), penghuni Rusun Griya Tipar Cakung Blok J RT 10/10, Cakung Barat Jakarta Timur, mengundang tanda tanya warga sekitar.
Sebab, jenazah korban ditemukan di dalam kamarnya di lantai 5 dengan keadaan terkunci dari dalam.
Bahkan kunci rumahnya pun masih mengantung di pintu.
Salah seorang warga Magdalena (51) yang sempat menyaksikan kondisi rumah saat evakuasi berlangsung, pun sangat terkejut dengan peristiwa yang terjadi.
"Awalnya kita juga ngak tahu. Nah anaknya ini nyari, karena kan seharian di hubungi susah, nah pas dateng itu di ketok-ketok ngak di respon. Padahal pintu masih terkunci dari dalam," kata Magdalena saat ditemui di Rusun Griya Tipar Cakung, Sabtu (9/11/2019).
Karena tak kunjung dapat respon, beberapa warga sekitar pun membantu untuk mencari tahu, dengan cara membuka jendela pintu depan.
Dua orang yang masuk yaitu anak korban dan salah satu tetangga.
Disaat itupula melihat kondisi ruangan dalam keadaan berantakan, setelah saat membuka pintu kamar nampak terkejut melihat korban dalam keadaan tertutup kasur dan karpet.
Yang paling mengejutkan lantai dipenuhi darah.
"Ya pasti liat itu langsung pada teriak-teriak. Anaknya juga nangis. Setelah itu baru saya ikut kedalam setelah pintu berhasil dibuka," katanya.
Magdalena, menyebut kondisi korban saat ditemukan selain berlumuran darah, korban juga dalam keadaan tak berbusana.
Ia menyebut atas peristiwa itu handphone milik korban pun juga raib.
"Pokoknya itu korban ditutupi busa sama karpet. Jadi kondisi tak berbusana. Saya juga ngak tahu apakah di perkosa apa gimana, ngak ngerti," ujarnya.
Saat dilakukan pengecekan CCTV yang berada tepat disamping kamar korban, tidak ada satu orang pun yang masuk atau keluar dari dalam kamar korban.
Namun, ia dan beberapa warga lain tak menampik jika terdengar teriakan sekitar pukul 03.00 pada Jumat (8/11) dini hari.
"Itu di CCTV juga ngak ada yang masuk maupun keluar makannya kita juga binggung. Itu pelaku lewat mana," ujarnya.
• PSI Soroti Penyertaan Modal Daerah untuk Proyek JIS yang Mengalami Kenaikan Drastis
• Kumpulan Kata Bijak Peringati Hari Pahlawan pada 10 November, Cocok untuk Update Status di Medsos
• Pria Peminta-minta Tega Racuni Istri yang Tengah Hamil 8 Bulan: Pelaku Cemburu Korban Kerja Jadi PSK
Sementara itu, Endah (44) mengatakan jika ada bercak darah di jendela belakang dapur, diduga pelaku kabur melalui jendela belakang dan melalui celah dari pinggiran lantai 5 untuk dapat menuju ke bagian tengah rusun.
"Tadi sih katanya ada darah di deket jendela belakang. Mungkin dari situ kaburnya. Cuma itu pelaku nekat, orang dari jendela belakang itu ke bagian tengah cukup riskan, terpeleset saja bisa jatuh," kata Endah.
Dirinya mengungkapan sebelum ditemukan tewas, ia sempat bertemu dengan korban, usai selesai bekerja menjadi ojek daring.
Namun ia tak menyangka pertemuan itu menjadi pertemuan terakhirnya dengan almarhum.
Meski jarang bertemu karena kesibukan bekerja, ia mengatakan korban merupakan sosok yang sangat baik dengan tetangga, apalagi korban sudah menetap di rusun itu hampir 7 tahun lalu.
"Ketemu itu malamnya abis dia pulang ngojol. Saya aja juga kaget. Ini mah kejam banget pelakunya," katanya.
Ia mengaku berharap agar polisi segera dapat memburu pelaku dan menangkap pelakunya. Bahkan jika bisa pelaku di hukum seadil-adilnya. (TribunJakarta.com/Wartakotalive)