Driver Ojol Tewas, Jasadnya Ditutupi Karpet dan Bantal di Rusun Griya Tipar Cakung
Kombes Pol Edy Purnomo mengatakan luka tusuk di kepala Rieke paling dalam sehingga menembus tengkorak.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil autopsi terhadap jasad Rieke Andrianti (43) mendapati perempuan yang berprofesi sebagai pegawai satu perusahaan travel umrah dan driver Gojek itu tewas dengan 11 luka tusuk.
Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Pol Edy Purnomo mengatakan luka tusuk di kepala Rieke paling dalam sehingga menembus tengkorak.
"Ada yang sampai tengkoraknya pecah. Kalau luka di leher mengenai pembuluh darah besar di leher. Luka di kepala dan leher ini penyebab kematian korban," kata Edy di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (9/11/2019).
Lantaran bagian tengkorak rusak, tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati belum bisa memastikan jenis senjata tajam yang digunakan pelaku.
Edy menuturkan perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk dapat memastikan senjata tajam jenis apa yang digunakan pelaku menghabisi nyawa Rieke.
"Kalau luka tusuk di perut kan kelihatan dari bekas di pinggir kiri kanannya. Karena di bawahnya ada jaringan tengkorak, dan tengkoraknya rusak. Sulit kelihatannya," ujarnya.
Perihal apakah Rieke mendapat kekerasan seksual, Edy menyebut hasil autopsi yang dilakukan tak mendapati adanya tanda pada organ intim Rieke.
Namun dia tak menampik adanya kemungkinan Rieke mengalami kekerasan seksual yang kepastiannya butuh pemeriksaan lebih lanjut.
"Kalau dari jejak lukanya enggak ada tanda-tanda luka habis berhubungan. Tapi lagi diperiksa, harus pemeriksaan laboratorium dulu untuk memastikan," tuturnya.
Pun jenazah Rieke sudah dimakamkan di TPU Kober, Kelurahan Cakung Barat, pemeriksaan tetap bisa dilakukan karena dokter sudah mengambil sampel.
Pengambilan sampel dilakukan bersamaan saat proses autopsi jenazah Rieke yang diambil pihak keluarga sekira pukul 11.45 WIB tadi.
"Saat autopsi sudah langsung dilakukan pengambilan sampel, jadi pemeriksaan laboratorium tetap bisa dilakukan. Jenazah tadi diambil pihak keluarga atas nama Fajar Abdillah," lanjut Edy.
Bila dirinci, 11 luka tusuk pada tubuh Rieke terdapat di bagian kepala sisi kiri dan kanan, pipi kanan dan kiri, serta dahi.
Di leher kanan, pundak kanan dan kiri, lengan kanan dan lengan kiri, terakhir di kaki kanan bawah sekitar betis.
Sebagai informasi, terduga pelaku pembunuhan Rieke sudah diringkus tim gabungan personel Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Timur, dan Polsek Cakung.
Terduga pelaku yang memang mengenal Rieke tersebut sempat digelandang ke unit kamar lantai 5 nomor 17 Rusun Griya Tipar Cakung yang dihuni Rieke sekira pukul 17.00 WIB tadi.
UPDATE Driver Ojol Wanita Tewas di Rusun Cakung: Teriakan Dini Hari, Korban Melawan dan 11 Tusukan
Warga Rusun Griya Tipar Cakung digegerkan dengan penemuan jasad Rieke Andrianti (43) pada Jumat (8/11/2019).
Rieke dikenal warga sebagai,pegawai satu perusahaan travel umrah dan driver Gojek.
Jasad Rieke yang dibawa keluar dari unit kamarnya sekira pukul 02.48 WIB oleh petugas Dinas Kehutanan Pemprov DKI menggunakan mobil jenazah.
Sekira pukul 11.45 WIB jasad Rieke yang sudah diautopsi diambil pihak keluarga lalu dimakamkan di TPU Kober, Kelurahan Cakung Barat pukul 15.00 WIB.
TribunJakarta.com merangkum sejumlah fakta mengenai temuan jasad tersebut.
11 Tusukan
Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Edy Purnomo mengatakan terdapat 11 luka senjata tajam di jasad Rieke yang ditemukan pada Jumat (8/11/2019) pukul 20.30 WIB.
"Luka senjata tajam ada di kepala sisi kiri dan kanan. Pipi kanan dan kiri, serta dahi. Di leher kanan, pundak kanan dan kiri. Lengan kanan dan lengan kiri. Selanjutnya di kaki kanan bawah," kata Edy di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (9/11/2019).
Dari 11 luka senjata tajam tersebut, luka di bagian leher dan kepala paling parah atau jadi penyebab kematian Rieke yang tinggal seorang diri.
Tewas Kehabisan Darah
Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Edy Purnomo memastikan Rieke meninggal akibat kehabisan darah meski belum bisa memastikan jenis senjata tajam yang digunakan pelaku.
"Meninggal karena pendarahan hebat di bagian kepala dan leher. Pendarahan akibat luka senjata tajam tadi, tapi jenis senjata tajamnya apa itu sulit dipastikan," ujarnya.
Selain luka senjata tajam, hasil autopsi mendapati Rieke sempat melakukan perlawanan saat pelaku menghabisi nyawanya secara keji.
Edy menyebut bukti perlawanan yang dilakukan Rieke sebelum tewas terlihat dari luka lecet di bagian dada dan perut.
"Luka lecet-lecet di bagian dada dan perut menandakan korban melakukan perlawanan. Artinya dia dalam keadaan sadar saat pelaku melakukan itu," tuturnya.
Kenangan Sang Anak Korban
Doa dan tangis mengiringi proses pemakaman korban dugaan pembunuhan Rieke Andrianti (43) di TPU Kober, Kelurahan Cakung Barat pada Sabtu (9/11/2019) sekira pukul 15.00 WIB.
Di antara para pelayat, satu anak Rieke, Fajar Abdillah (24) tampak paling kehilangan saat dan tak bisa menahan tangis saat pusara ibunya mulai tertutup tanah merah.
Dia berusaha menahan tangis agar khusyuk mendoakan sang ibu yang ditemukan tewas pada Jumat (8/11/2019) di unit kamarnya, lantai 5 nomor 17 Rusun Griya Tipar Cakung.
Saat meninggalkan pusara Rieke bersama kerabat lain menyusul sahabat sang ibu di komunitas driver ojol, langkah Fajar tampak berat.
"Beliau sosok ibu yang sangat baik dengan anak-anak. Enggak hanya ke anak-anaknya, ke semua orang begitu. Makanya banyak yang kehilangan atas kepergian almarhumah," kata Fajar di TPU Kober, Cakung, Jakarta Timur, Sabtu (9/11/2019).
Meski tak tinggal bersama Rieke di unit kamar Rusun, hubungan ibu dan anak mereka tetap erat karena kerap bertemu serta menghabiskan waktu bersama.
Fajar dan adiknya, Usamah Nur Muhammad (18) tinggal di kediaman nenek mereka yang masih berada di Kelurahan Cakung Barat.
"Sebenarnya tinggal sama anaknya juga. Cuma kan kita masih ada nenek, jadi kita ini putusin buat tinggal ama nenek, biar bisa bantu-bantu juga," ujarnya.
Pertemuan Terakhir Sang Anak
Fajar dan Usamah selalu menyempatkan waktu mengunjungi ibunya, pun dengan Rieke yang juga bekerja di satu perusahaan travel umrah kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.
Pertemuannya dengan sang ibu pada pekan lalu saat membahas kelanjutan pendidikan Usamah di perguruan tinggi jadi pertemuan terakhir.
Fajar sendiri mengaku tak melihat jenazah ibunya karena saat tiba di Rusun sekira pukul 22.00 WIB polisi sedang melakukan olah TKP dan Usamah masih dimintai keterangan.
"Adik saya yang ke dalam, ya tahu udah ada darah aja. Baru dia (Usamah) telpon saya, katanya ibu udah enggak ada. Saya sendiri belum liat kamarnya, cuma memang katanya berantakan," tuturnya.
Meski harus melakoni dua pekerjaan sekaligus, Fajar mengatakan sang ibu tak pernah mengeluh dan lebih senang membicarakan anaknya.
Perihal musibah yang menimpa Fajar menyebut belum menerima penjelasan resmi dari polisi, namun dia berharap pelaku mendapat hukuman setimpal.
"Tinggal kebetulan sendiri, saya sama adik saya kadang-kadang menjenguk, kadang main, kadang ngobrol. Cerita-cerita soal macam-macam. Kalaupun yang lain paling soal kerja, soal kuliah. Jadi kalau soal ini enggak pernah dibahas," lanjut Fajar.
Warga Rusun Griya Tipar Cakung Kaget
Tewasnya Rieke Andrianti (43) Penghuni Rusun Griya Tipar Cakung, RT 10/RW 10 Kelurahan Cakung Barat Jakarta Timur sempat menggemparkan warga penghuni rusun.
Saat ditemukan anaknya, jenazah dalam keadaan bersimbah darah dalam kamarnya, bahkan kondisi ruangan dalam keadaan berantakan.
Beberapa warga sekitar pun mengaku kaget atas apa yang terjadi di wilayahnya ini, mereka tak menyangka ada warganya jadi korban pembunuhan.
"Ya kita ngak nyangka aja mas. Padahal mah yang tetangga-tetangga gak ada yang tahu. Gak denger ada ribut gitu. Ya ada yang denger teriakan, tapi gak sangka aja begini," kata Indah (42) salah seorang warga, Sabtu (9/11/2019).
Selain itu dirinya menganggap jika korban tak memiliki masalah dengan penghuni lain di rusun itu.
Bahkan korban dikenal sangat baik, korban juga merupakan warga lama yang sudah tinggal di unit tersebut sejak tahun 2013 lalu.
Indah menyebut jika korban memang tinggal sendiri di unit itu.
Keseharianya korban bekerja sebagai pegawai travel umrah, bahkan kerap kali juga sebagai driver ojek daring.
"Baik orangnya mah. Dia kadang juga nyambi kerja sebagai ojek online," ujarnya.
Dengar jeritan
Sementara itu, Ketua RT 10 Ricko Oppier (45) mengatakan warganya yang tinggal di lantai 5 mendengar jerit Rieke dari unit sewaan korban pada Jumat (8/11) sekitar pukul 03.00 WIB.
"Memang keterangan dari warga jam 3 pagi korban teriak, teriaknya kencang. Sekitar dua kali lah teriak, habis itu suaranya hilang," kata Ricko.
Meski beberapa penghuni rusun yang berada di lantai 5 mendengar teriakan itu,.
Namun banyak yang yang tak menyadari, sebab, ketika itu masyarakat masih terbuai dalam tidur. Sehingga teriakan terdengar samar-samar.
"Dikira warga ya cuman teriak karena ada apa, makannya enggak ada yang cek. Kita juga baru tahu kalau sudah meninggal pas anaknya datang sekitar jam setengah sembilan malam," ujarnya.
Selain itu menurut dia, warganya tak melihat adanya orang yang masuk ke unit yang disewa Rieke dengan kisaran harga Rp 150 ribu per bulan itu.
"Enggak ada warga yang lihat orang masuk ke unit dia (Rieke), tadi sempat dilihat dari CCTV tapi enggak terlihat apa-apa. Kalau di lantai ini cuman ada satu CCTV," ucapnya. (JOS)
Jasad Tak Berbusana
Tewasnya Rieke Andrianti (43), penghuni Rusun Griya Tipar Cakung Blok J RT 10/10, Cakung Barat Jakarta Timur, mengundang tanda tanya warga sekitar.
Sebab, jenazah korban ditemukan di dalam kamarnya di lantai 5 dengan keadaan terkunci dari dalam.
Bahkan kunci rumahnya pun masih mengantung di pintu.
Salah seorang warga Magdalena (51) yang sempat menyaksikan kondisi rumah saat evakuasi berlangsung, pun sangat terkejut dengan peristiwa yang terjadi.
"Awalnya kita juga ngak tahu. Nah anaknya ini nyari, karena kan seharian di hubungi susah, nah pas dateng itu di ketok-ketok ngak di respon. Padahal pintu masih terkunci dari dalam," kata Magdalena saat ditemui di Rusun Griya Tipar Cakung, Sabtu (9/11/2019).
Karena tak kunjung dapat respon, beberapa warga sekitar pun membantu untuk mencari tahu, dengan cara membuka jendela pintu depan.
Dua orang yang masuk yaitu anak korban dan salah satu tetangga.
Disaat itupula melihat kondisi ruangan dalam keadaan berantakan, setelah saat membuka pintu kamar nampak terkejut melihat korban dalam keadaan tertutup kasur dan karpet.
Yang paling mengejutkan lantai dipenuhi darah.
"Ya pasti liat itu langsung pada teriak-teriak. Anaknya juga nangis. Setelah itu baru saya ikut kedalam setelah pintu berhasil dibuka," katanya.
Magdalena, menyebut kondisi korban saat ditemukan selain berlumuran darah, korban juga dalam keadaan tak berbusana.
Ia menyebut atas peristiwa itu handphone milik korban pun juga raib.
"Pokoknya itu korban ditutupi busa sama karpet. Jadi kondisi tak berbusana. Saya juga ngak tahu apakah di perkosa apa gimana, ngak ngerti," ujarnya.
Saat dilakukan pengecekan CCTV yang berada tepat disamping kamar korban, tidak ada satu orang pun yang masuk atau keluar dari dalam kamar korban.
Namun, ia dan beberapa warga lain tak menampik jika terdengar teriakan sekitar pukul 03.00 pada Jumat (8/11) dini hari.
"Itu di CCTV juga ngak ada yang masuk maupun keluar makannya kita juga binggung. Itu pelaku lewat mana," ujarnya.
• PSI Soroti Penyertaan Modal Daerah untuk Proyek JIS yang Mengalami Kenaikan Drastis
• Kumpulan Kata Bijak Peringati Hari Pahlawan pada 10 November, Cocok untuk Update Status di Medsos
• Pria Peminta-minta Tega Racuni Istri yang Tengah Hamil 8 Bulan: Pelaku Cemburu Korban Kerja Jadi PSK
Sementara itu, Endah (44) mengatakan jika ada bercak darah di jendela belakang dapur, diduga pelaku kabur melalui jendela belakang dan melalui celah dari pinggiran lantai 5 untuk dapat menuju ke bagian tengah rusun.
"Tadi sih katanya ada darah di deket jendela belakang. Mungkin dari situ kaburnya. Cuma itu pelaku nekat, orang dari jendela belakang itu ke bagian tengah cukup riskan, terpeleset saja bisa jatuh," kata Endah.
Dirinya mengungkapan sebelum ditemukan tewas, ia sempat bertemu dengan korban, usai selesai bekerja menjadi ojek daring.
Namun ia tak menyangka pertemuan itu menjadi pertemuan terakhirnya dengan almarhum.
Meski jarang bertemu karena kesibukan bekerja, ia mengatakan korban merupakan sosok yang sangat baik dengan tetangga, apalagi korban sudah menetap di rusun itu hampir 7 tahun lalu.
"Ketemu itu malamnya abis dia pulang ngojol. Saya aja juga kaget. Ini mah kejam banget pelakunya," katanya.
Ia mengaku berharap agar polisi segera dapat memburu pelaku dan menangkap pelakunya. Bahkan jika bisa pelaku di hukum seadil-adilnya. (TribunJakarta.com/Wartakotalive)