Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasca Teror Minta Ginjal Anak SD, Polsek Pamulang Beri Siswa Penyuluhan Waspadai Orang Tak Dikenal

Polsek Pamulang memberikan penyuluhan kepada para siswa SDN Bambu Apus 02, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (12/11/2019).

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Fathul Amanah

TRIBUNNEWS.COM - Polsek Pamulang memberikan penyuluhan kepada para siswa SDN Bambu Apus 02, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (12/11/2019).

Penyuluhan ini dilakukan pasca terjadinya teror minta ginjal yang dilakukan pria misterius berjaket khas ojek online kepada siswa, Jumat (8/11/2019) lalu.

Penyuluhan terhadap ratusan siswa untuk terus berhati-hati sepulang sekolah di SDN Bambu Apus 02, Pamulang, Tangerang Selatan, Selasa (12/11/2019).
Penyuluhan terhadap ratusan siswa untuk terus berhati-hati sepulang sekolah di SDN Bambu Apus 02, Pamulang, Tangerang Selatan, Selasa (12/11/2019). (Warta Kota/Zaki Ari Setiawan)

Para siswa diberikan arahan agar dapat menghindari kejadian seperti itu.

Dilansir Warta Kota, Kanit Binmas Polsek Pamulang, AKP Tio Rina Sinaga meminta para siswa berhati-hati jika diajak bicara oleh orang tidak dikenal.

Para siswa juga diminta berhati-hati menerima pemberian orang yang tidak dikenal.

"Apabila diberi apapun jangan diambil dan diterima untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan," ujar Rina di hadapan ratusan siswa SD tersebut.

Rina juga mengajak orangtua siswa untuk turut mengawasi sang anak setelah pulang sekolah hingga sampai rumah.

Berita Rekomendasi

"Orangtua juga harus menjemput anak-anaknya, karena masih SD harus diawasi dan apabila menggunakan antar jemput diharapkan kenal dengan yang menjemputnya. Tolong diawasi," ujarnya.

Diketahui kejadian teror minta ginjal terjadi pada siswa SDN Bambung Apus 02 Pamulang, Tangsel saat pulang sekolah.

Kronologi

Mengutip Tribun Jakarta, murid yang mengaku dimintai ginjal oleh pria misterius berinisal DA (9).

Orangtua DA, Ita (32) mengungkapkan kejadian tersebut terjadi sekira pukul 11.00 WIB hari Jumat (8/11/2019).

SDN Bambu Apus 02, Pamulang, Tangerang Selatan
SDN Bambu Apus 02, Pamulang, Tangerang Selatan (Tribunjakarta.com/Jaisy Rahman Tohir)

Ia mengungkapkan anaknya pulang sekolah hanya berjalan kaki karena jarak rumah dan sekolah tidak sampai satu kilometer.

Pria misterius tersebut mengenakan jaket hijau hitam khas ojek online.

DA yang masih duduk di kelas tiga, menyangka pria tersebut akan menanyakan alamat.

Namun, pria misterius justru meminta DA menjual ginjalnya.

"Anak saya ngiranya mau nanya alamat, terus tiba-tiba ngomong diminta ginjalnya. Dia bilang enggak, terus lari. Orangnya bawa motor Mio warna biru," ujar Ita kepada awak media.

Ita mendapat cerita tersebut dari sang anak.

Bahkan DA disebut sampai membanting pintu sesampainya di rumah.

Ita mengungkapkan badan DA gemetar lantaran syok dengan kejadian yang dialaminya.

Ancaman meminta ginjal tersebut ternyata pernah terjadi pada seorang siswa lain.

"Jadi sebelum anak saya dimintai ginjal oleh ojol itu, ada temennya perempuan yang juga diminta ginjalnya," ujarnya.

Atas kejadian tersebut, Ita kemudian melaporkan kepada pihak sekolah.

"Saya sudah lapor ke pihak sekolah, untuk memperketat lagi pengawasan. Saya takutnya, dihipnotis terus dibawa," jelasnya.

Ia meminta agar pihak sekolah memperketat pengawasan terutama saat jam pulang sekolah.

"Saya udah minta ke wali kelas agar tidak melepaskan siswanya sebelum dijemput orangtua, agar tidak ada kejadian seperti ini lagi," ujarnya.

Baru Pertama Kali

Kepala SDN Bambu Apus 02 Pamulang Ube Zubaidah, mengungkapkan baru kali pertama ini kejadian pria misterius meminta ginjal siswanya.

"Ini baru pertama kali, ini baru pertama," ujar Ube, Senin (11/11/2019).

Ube mengaku mengetahui hal tersebut dari guru yang membagikan informasi melalui grup WhatsApp.

"Saya juga kaget dari guru ada berita kaya gini. Saya belum dapat laporan dari wali murid, belum. Cuma guru aja ngeshare di grup," ungkapnya.

Kejadian tersebut membuat pihak sekolah memperketat pengamanan.

Pihak sekolah akan menunggu hingga siswa dijemput orangtuanya.

Bahkan, jika tidak ada yang menjemput, siswa akan diantar ke rumah.

"Pulang sekolah juga dipantau sama guru-guru. Misalkan ada yang belum jemput, ditungguin. Kalau misalnya (tidak ada, red) dianterin sama guru atau penjaga," ujarnya.

Respons Wakil Wali Kota

Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, langsung meminta petugas terkait untuk mendalami kasus tersebut.

Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), selepas sidang paripurna di Gedung DPRD Tangsel, Jalan Raya Serpong, Setu, Tangsel, Senin (11/11/2019).
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), selepas sidang paripurna di Gedung DPRD Tangsel, Jalan Raya Serpong, Setu, Tangsel, Senin (11/11/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR)

Mengutip Tribun Jakarta, ia meminta Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Satpol PP untuk mendalami kasus tersebut bersama pihak kepolisian.

"Saya sudah minta segera Kepala Dinas Pendidikan, Kasatpol PP untuk koordiansi sama sekolahnya sama Polres tentunya untuk mengantisipasi ya khawatir itu berkembang luas," ujar Benyamin selepas sidang paripurna di Gedung DPRD Tangsel, Senin (11/11/2019).

Benyamin mengimbau agar siswa tetap tenang dan orangtua diminta untuk menjemput langsung putra-putrinya.

"Tapi melalui sekolah kita sudah mintakan bahwa orangtua tenang, kemudian juga menjemput anak-anaknya dari sekolah, kita sudah imbau," ujarnya.

Benyamin mengungkapkan belum mengetahui secara detail bagaimana peristiwa tersebut.

Ia mengaku khawatir hal ini menjadi kekhawatiran yang meluas.

"Saya enggak tahu benar apa enggaknya. Khawatir ini jadi kekhawatiran yang meluas saja. Kalau memang sampai iya, apa motivasinya," jelasnya.

(TRIBUNNEWS.COM/Wahyu Gilang Putranto) (TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir) (Wartakotalive.com/Zaki Ari Setiawan)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas