Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengguna GrabWheels Tewas Ditabrak, Otoped Listrik Jadi Solusi atau Masalah Baru di Jakarta?

Polda Metro Jaya akhirnya mengimbau agar para pengendara tidak menggunakan skuter listrik di jalan raya.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Pengguna GrabWheels Tewas Ditabrak, Otoped Listrik Jadi Solusi atau Masalah Baru di Jakarta?
(KOMPAS.com/HILEL HODAWYA)
Kemudi kendaraan skuter listrik GrabWheels 

Terlebih, skuter elektrik dirancang tanpa bahan bakar fosil. Ini artinya, dibandingkan dengan transportasi pribadi seperti motor, skuter merupakan pilihan yang ramah lingkungan.

Dengan bepergian melalui skuter listrik, diharapkan mereka akan mengurangi volume lalu lintas, mempromosikan transportasi nol-karbon dan meningkatkan kualitas udara dengan mengurangi polusi.

Berbagai keuntungan penggunaan alat ini juga bisa dilihat di kota mana skuter listrik diperbolehkan. Di beberapa tempat dengan infrastruktur serta regulasi yang memadai, pengguna skuter bisa dimudahkan dengan adanya jalur khusus.

Potensi bahaya skuter listrik di jalanan kota besar Namun kelebihan alat transportasi ini juga menyimpan potensi bahaya, apalagi jika digunakan di jalanan yang padat.

Di Copenhagen, seperti dilansir dari laman The Guardian, misalnya, masyarakat sempat melakukan protes terhadap penggunaan skuter karena dianggap dapat membahayakan tunanetra dan para pengguna kursi roda.

Bahkan ada banyak keluhan tentang trotoar yang berantakan. Tak hanya itu, banyak yang mengeluhkan jika mereka cedera. Kemudian, risiko lain ada karena banyak pengendara yang belum familiar dengan alat ini.

Di beberapa negara, guna membuat pengendara paham cara pemakaiannya, produsen skuter membuat sebuah video tutrorial bagaimana menggunakan alat tersebut dengan benar.

BERITA REKOMENDASI

Hal ini diharapkan bisa mengurangi risiko kecelakaan baik pengguna skuter maupun pejalan kaki dan pengendara lain.

Belum lagi, menurut laman Inhabitat, alat transportasi ini memiliki umur rata-rata kurang dari sebulan per skuter bersama-sama, dengan rata-rata tiga setengah perjalanan per hari, efektivitas biaya dan keberlanjutan alat tersebut pun dipertanyakan.

Klaim jika alat ini lebih ramah lingkungan juga banyak diragukan. Banyak pengguna yang berulang kali harus memperbaiki skuter mereka karena rentang penggunaan perangkat yang tidak lama.

Selain itu, ada beberapa perselisihan tentang berapa lama skuter elektrik akan bertahan. Di Paris beberapa perangkat perlu diganti setiap 28 hari sekali.

Lebih lanjut, bagian-bagian skuter listrik juga tidak mudah untuk didaur ulang. Pada akhirnya, baterai lithium-ion yang menjadi salah satu bagian penting dari alat tersebut sering dikaitkan dengan risiko lingkungan.


Dengan demikian, hal ini meningkatkan kekhawatiran tentang seberapa ramah alat ini terhadap lingkungan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Skuter Listrik, Jawaban atau Masalah Baru di Kota Besar?"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas