Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bagi Zairman Menjadi Petugas Kebersihan Pekerjaan Mulia

Zairman malah memulai aktivitasnya. Ia adalah salah satu pasukan oranye sudah berangkat menyusuri jalan-jalan di Ibu kota.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Bagi Zairman Menjadi Petugas Kebersihan Pekerjaan Mulia
ISTIMEWA
Zairman, salah seorang petugas kebersihan 

Laporan wartawan magang Yosi Vaulla Virza
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Saat semua orang masih tertidur nyenyak, Zairman malah memulai aktivitasnya. Ia adalah salah satu pasukan oranye sudah berangkat menyusuri jalan-jalan di Ibu kota.

Berangkat pukul setengah 3 pagi menggunakan sepeda dari rumahnya dibilangan Senen ke kantor kelurahan Gelora. Bersiap-siap melaksanakan tugasnya membersihkan jalan-jalan di Ibu Kota.

Pria berusia 58 tahun ini berangkat dari kampungnya di Sumatra Barat ke Jakarta pada tahun 1972, bermodal seadanya. Dengan harapan Ibu kota dapat merubah hidupnya kearah lebih baik.

Baca: Kepala Sekolah Akui Tak Mampu Mendidik Siswa Pelaku Pengeroyokan Petugas Kebersihan SMPN 2 Galesong

Awal-awal di Jakarta, Zairman bekerja sebagai pedagang sate Padang di Jati Baru. Akan tetapi selama berjualan banyak kejadian yang membuatnya menyerah dan berganti pekerjaan. Saat itu ia kerap kali harus berurusan dengan sapol PP dan preman jalanan. 

Baca: 1.080 Petugas Kebersihan Dikerahkan Bersihkan Sampah Usai Kegiatan Reuni 212

"Dulu saya jualan sate di Jati Baru, tapi yah, susah juga. Ada aja kejadianya,sapol PP lah terus preman malak lah, saya putar aja haluan jadi petugas kebersihan di salah satu PT waktu itu," ujarnya saat ditemui.

Tahun 1990, barulah ia bekerja sebagai petugas kebersihan. Ia sudah dipindah tugas berkali-kali, barulah sekitar 5 tahun ditugaskan sebagai petugas kebersihan di Kelurahan Gelora.

Baca: Petugas Kebersihan di Kolaka Diserang Pemuda hingga Berdarah, Pelaku Diduga Gangguan Jiwa

Selama menjadi petugas kebersihan, pria asal Pariaman ini mengalami banyak sekali suka-duka. Pernah pada saat ia sedang menyapu sampah di pinggir jalan, ada saja pejalan kaki yang lewat, yang tidak tahu aturan, membuang sampah ke jalan yang sudah dibersihkan.

Berita Rekomendasi

"Banyak suka-dukanya, dulu ada waktu itu lagi nyapu jalan, sudah selesai pindah ke tempat lain ada saja yang buang sampah lagi, padahal sudah bersih itu. Mau gimana lagi, terpaksa dibersihkan lagi saja," katanya.

Baca: Petugas Kebersihan Berlagak Jadi Polisi, Pakai Seragam dan Atur Lalu Lintas, Akhirnya Masuk Tahanan

Ia juga membagikan cerita saat demo mahasiswa beberapa waktu lalu. Terpaksa kerja lebih extra dari biasanya. Banyak sekali sampah yang ditinggalkan dan fasilitas umum yang dirusak harus di bersihkan olehnya.

Baca: Kepala Sekolah Akui Tak Mampu Mendidik Siswa Pelaku Pengeroyokan Petugas Kebersihan SMPN 2 Galesong

" Waktu demo kemarin lebih ekstra. Sampah banyak ditinggalkan tembok banyak yang di coret-coret. Harus dibersihkan, kalau di tembok semen itu harus di cat ulang, nah kalau yang di keramik seperti disana harus dibersihkan pakai bensin itu," ujarnya sambil menunjuk lokasi-lokasi yang ia bersihkan.

Sebagai pasukan oranye, mau musim hujan dan musim kemarau sama saja beratnya. Di musim kemarau, panas matahari menyegat kulit dan gampang membuat kelelahan. Saat musim hujan, sampah-sampah dedauan yang jatuh semalam sehabis hujan sedikit sulit disapu.

Baca: Hibur Pasien di Rumah Sakit dengan Cara Unik, Petugas Kebersihan di Sulawesi Barat Ini Jadi Viral

"Ya sama aja capeknya, namanya kerjakan, kalau musim kemarau wah panasnya nyegat kulit, ngampang capek jadinya. Tapi kalau musim hujan seperti sekarang ini yah sampah-sampah kan jadi basah jadi sulit nyapunya harus dikutip pakai tangan," kata dia.

Meski begitu, baginya bekerja sebagai petugas kebersihan sampah ini adalah pekerjaan yang mulia. " Ini pekerjaan mulia, kalau tidak ada kita seperti sekarang nanti siapa yang bersihkan jalanan Jakarta. Lihat lingkungan bersih, mata kita juga senang jadinya. Tentram rasanya hati," katanya sembari ketawa.

Zairman sendiri mempunyai 4 orang anak, dan semuanya sudah bekerja. Ia pernah disuruh berhenti untuk bekerja oleh anaknya, tapi Zairman menolak.

Menurutnya selain ini adalah pekerjaan mulia, dia juga beranggapan menjadi petugas kebersihan yang setiap hari harus keliling menyapu sampah adalah sebuah olahraga baginya, yang membuat badannya sehat dan tidak gampang sakit diusianya yang semakin senja.

"Pernah disuruh anak berhenti kerja, tapi saya tidak mau. Mau ngapain dirumah, kalau kerja gini kan ya saya jadi banyak gerak, olahraga lah gitu yah, udah tua gini badan sering sakit-sakit kan," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas