Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ikhlas dan Tetap Tersenyum Cara Parman Menikmati Rejeki

Ikhlas dan Tetap Tersenyum Cara Parman Menikmati Rejeki. Parman penuual mainan asal Jogja

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Ikhlas dan Tetap Tersenyum Cara Parman Menikmati Rejeki
TRIBUNNEWS.COM
Parman, penjual mainan asal Yogyakarta. 

Laporan wartawan magang Yosi Vaulla Virza
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-Bermodal satu kotak kayu dan sebilah bambu untuk meletakkan mainan-mainan tradisional dagangannya.

Baca: Pedagang Pernak-pernik Semen Padang FC: Kalau Tim Menang Penjualan Lumayan, Kalau Kalah Turun

Parman berkeliling menelusuri hiruk pikuk jalanan Ibu kota untuk berdagang.

Siang itu, panas terik matahari tidak menyurutkan semangat Pria berusia 46 tahun ini untuk bedagang.

Baca: Baru Datang dari Kampung, I Made Suwastra Temukan Anaknya Meninggal Dunia di Kamar

Ia dengan semangat memutar-mutarkan cetekan, salah satu mainan tradisonal dagangangnya agar berbunyi untuk menarik perhatian para pejalan kaki yang lewat, dan membeli dagangannya tersebut.

Parman asli Yogyakarta.Datang ke Jakarta sudah lebih 15 tahun yang lalu. Sama dengan tujuan kebanyakan orang, Parman datang ke Ibu kota untuk mengubah nasib hidupnya.

"Saya asli Yogja, sudah 15 tahunan lah disini. Biasa ingin merantau, kayak orang-orang ingin ubah nasib," ujar Parman.

Baca: Tidak Kuat Naik Tanjakan, Truk yang Angkut Puluhan Pedagang di Gunungkidul Terbalik

Didalam kotak kayunya terlihat berbagai mainan tradisonal berbahan bambu, asli dari Yogyakarta yang tersusun dengan rapi. Ada seruling, cetekan, gangsing, dan pluit.

Berita Rekomendasi

Ia mengaku semua maianan tradisional ini ada yang dibuat sendiri olehnya dan ada juga yang ia pesan langsung dari Yogyakarta.

Baca: Pengrajin Bambu Hitam di Karanganyar Ini Berawal dari Membuatkan Mainan untuk Anaknya

"Sebagian ada yang saya buat , dan ada yang dikirim dari Yogyakarta. Kalau yang saya bikin sendiri itu suling, kayunya saya pesan dari kampung yah dikirim dengan mainan yang lain melalui paket," katanya sambil menunjuk bermacam-macam permainan tradisonal dagangannya.

Parman sedikit bercerita, ia sudah bisa membuat seruling dari sejak ia masih muda, ketika itu dirinya masih tinggal di kampung.

Laki-laki berkulit coklat ini mengaku hanya belajar otodidak, tidak ada pelajaran khusus sehingga ia bisa membuat kerajinan tangan berbahan dasar bambu ini, seruling.

"Kebetulan di kampung, saya tinggal di daerah yang banyak orang bikin mainan ini, jadi saya lihat-lihat aja. Saya coba, bisa. Tidak susah,"akunya.

Pria asal Yogyakarta ini sendiri mengaku senang dalam berjualan mainan tradisonal. Menurutnya saat ini sudah jarang sekali terlihat anak-anak yang memainkan mainan yang sangat populer pada saat ia masih kecil.

Dengan pemikiran tersebut, Parman ingin mengenalkan kembali permainan tradisional ini kepada anak-anak pada zaman sekarang.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas