Kisah Angkie Yudistia Bangkit dari Keterpurukan, Kini Punya Banyak Prestasi & Jadi Stafsus Presiden
Inilah kisah Angkie Yudistia penyandang tunarungu yang butuh 10 tahun untuk bangkit dari keterpurukan, kini berprestasi & jadi staf khusus Presiden.
Editor: Desi Kris
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo menunjuk Angkie Yudistia sebagai salah satu staf khusus presiden.
Wanita berusia 32 tahun ini dikenal sebagai penyandang disabilitas berpengaruh di Indonesia.
Sejak usia 10 tahun, Angkie Yudistia kehilangan pendengarannya.
Dugaan sementara, hal itu tidak terlepas dari konsumsi obat-obatan antibiotik saat ia mengidap penyakit malaria.
“Awalnya aku enggak tahu (ada gangguan pendengaran), sampai lingkungan sekitar bilang sudah manggil-manggil, tetapi aku enggak dengar, enggak nengok,” cerita Angkie saat ditemui Kompas.com di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, 1 Maret 2017.
• 5 Fakta Angkie Yudistia, Tuna Rungu yang Jadi Staf Khusus Presiden, Sempat Tak Yakin Menikah
Mengidap keterbatasan pendengaran saat remaja bukanlah hal yang mudah untuk Angkie Yudistia.
Ia kerap merasa tertekan dan kurang percaya diri.
![Angkie Yudistia](https://asset.kompas.com/crops/n7SHGQT3-Gi04H11y5K210E3TwQ=/24x0:1080x704/750x500/data/photo/2019/11/21/5dd66dca3d128.jpg)
Setidaknya, butuh waktu 10 tahun bagi penulis buku Perempuan Tunarungu, Menembus Batas itu untuk bangkit.
Lulus dari SMAN 2 Bogor, Angkie Yudistia kemudian melanjutkan kuliah Jurusan Ilmu Komunikasi di London School of Public Relations Jakarta.