Fakta-fakta Penangkapan Pengedar Dolar Palsu di Jakarta Utara: Watermark, Pengakuan Tersangka
Polsek Pademangan menggagalkan peredaran dolar palsu senilai miliaran rupiah dan menangkap lima orang
Editor: Sanusi
Dolar asli tidak memunculkan tanda air pada bagian logo Kementerian Keuangan Amerika Serikat.
Selain itu, bahan kertas pada dolar palsu terasa lebih tipis dibandingkan aslinya.
"Kalau kita pegang ini kertasnya, ini berbeda kertasnya. Ini (dolar palsu) lebih tipis walaupun ada watermarknya tapi kertas ini bukan standarnya kertas," ucap Kapolres.
4. Dolar keluaran 2006-2009, dijual Rp 8.000 per lembar
Tersangka pengedar dolar palsu yang ditangkap Polsek Pademangan membuat calon pembeli tertarik dengan membanting harga per lembarnya.
Kepada calon pembeli, tersangka beralasan dolar yang mereka jual merupakan keluaran tahun 2009 dan 2006 sehingga harganya sudah jatuh.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan, satu lembar itu mereka jual sekitar Rp 8.000 per dolarnya.
Harga itu jauh di bawah kurs saat ini menunjukkan nilai tukar dollar terhadap rupiah berada di kisaran Rp 14.000.
"Disampaikan oleh para pelaku bahwa, kenapa harganya miring atau harganya murah, karena dolar seri lama sehingga mereka menjual lebih murah daripada dolar seri terbaru," kata Budhi di Mapolsek Pademangan, Jumat (22/11/2019).
Selain itu, ratusan ribu dolar palsu yang diamankan memiliki ciri-ciri khusus yang dicetak agar para pembeli tambah yakin bahwa itu asli.
Ciri-ciri khusus berupa tanda air (watermark) membuat dolar ini sangat mirip dengan dolar aslinya.
Tanda air itu akan terlihat apabila lembaran uang palsu pecahan 100 USD ini dipancari alat sinar UV.
"Keunikan dari uang dolar palsu ini, ini kalo dilewatkan ke sinar UV ini ada terlihat watermarknya. Itu terlihat ada warna seperti watermark di dalamnya," kata Budhi.
5. Pengakuan tersangka