Susi Pudjiastuti: Panen Melimpah, Petani Garam Merana
Para petani mengeluhkan hasil panen mereka tidak bisa terjual. Garam mereka Bagus tetapi tidak bisa dijual.
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan Wartawan Magang Meliana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Petani garam di sejumlah daerah di Indonesia tidak bisa meraup untung walaupun hasil panen mereka melimpah. Para petani mengeluhkan hasil panen mereka tidak bisa terjual. Garam mereka Bagus tetapi tidak bisa dijual.
"Pada tahun 2015 sampai 2016 harga jual garam mencapai 2.600 namun hari ini hanya berkisar 300- 400 perak saja tidak ada yang beli," ujar Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti saat acara diskusi publik di Balai Sarwono, Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (27/11/2019) kemarin.
Baca: Susi Ungkap Impor Garam Rembes 1 Juta Ton Setelah Diambil Alih Dua Kementerian
Petani garam di Madura dan Indramayu mengeluhkan sampai saat ini hasil panen garam mereka tidak laku.Susi menjelaskan sebetulnya produk garam petani lokal sudah lebih baik sekarang ini. Semestinya masyarakat yang konsumsi bisa pakai garam dalam negeri.
"Banyak garam punya Indonesia yang belum terjual. Karena di pasar banyak rembesan dari garam import," kata Susi.
Baca: Dikabarkan Bakal Jadi Bos BUMN, Susi Pudjiastuti: Saya Tidak Tahu
Angka import garam satu tahun terakhir ini naik jadi satu juta ton. Hal inilah yang harus didisiplinkan menurut Susi karena bisa membuat defisit.
Susi mengatakan ekonomi akan membaik dengan ikhtiar yang paling gampang dan mudah yaitu making a better importhing terutama di nature resources. Neracanya akan langsung berubah.
Baca: Soal Kabar Susi Pudjiastuti dan Ignasius Jonan Masuk BUMN, Arya Sinulingga Beri Penjelasan
Selanjutnya kata susi disiplin terhadap keinginan untuk import terutama pada produk-produk yang bisa diproduksi sendiri tanpa import seperti bidang pertanian, perikanan dan garam.