Mendagri Tito Sebut Jakarta Seperti Kampung, M Qodari Akui Jakarta Memang Ketinggalan
Pernyataan Mendagri Tito Karnavian sebut Jakarta seperti kampung, kalah dengan Shanghai menuai komentar. M Qodari akui Jakarta tertinggal
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Selain itu, harga tanah yang sangat mahal juga menjadi faktor, selain soal pembebasan tanah.
"Jadi di kita ini akan berhadapan dengan persoalan pembebasan tanah dan kita ketahui banyak proyek-proyek infrastruktur Jakarta terhambat karena pembebasan tanah, harga tanahnya juga luar biasa mahalnya," ungkap Yayat.
Yayat Supriatna menuturkan sistem politik dan sistem kepemilikan sangat berpengaruh terhadap proses pembangunan kota.
Di Jakarta masterplan kota sudah ada, rencana pembangunan kota sudah ada, tapi saat eksekusi prosesnya sangat lama karena kendala kepemilikan aset.
"Nah kalau di Jakarta ini, masterplan kota sudah ada, rencana pembangunan kota sudah ada, tapi begitu dieksekusi lamanya luar biasa karena hambatan itu ada pada persoalan aset dari tanah itu sendiri," jelas Yayat.
Sebut Jakarta Tak Sebanding dengan Shanghai, Sutiyoso: Tapi Tidak Jelek-Jelek Amatlah
Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso turut berkomentar terkait pernyataan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang menyebut Jakarta seperti kampung, kalah dengan Shanghai.
Tanggapan Sutiyoso tersebut disampaikan dalam acara Kabar Petang yang kemudian diunggah oleh kanal YouTube tvOneNews, Rabu (27/11/2019).
Sutiyoso menuturkan jika membandingkan kota satu dengan kota yang lain pasti ada perbedaannya.
Namun menurutnya, Jakarta tidak terlalu jelek.
"Jadi membandingkan kota satu dengan yang lain pasti ada perbedaannya, tetapi kita sebagai rakyat Jakarta ini nggak usah khawatirlah, kita nggak jelek-jelek amatlah," ujar Sutiyoso.
Sutiyoso meuturkan bahwa dari gubernur ke gubernur terus melanjutkan pembangunan dan membenahi kota.
"Apalagi dari gubernur ke gubernur terus dilanjutkan pembangunan dan saya lihat Gubernur Anies terus membenahi kota ini," terangnya.
Sutiyoso kemudian membandingkan Jakarta dengan Ibu Kota Asia Tenggara yang lain, seperti Manila Filiphina.