Balita Ini Menjerit Usai Tahu Sang Ayah Ayunkan Golok ke Ibunya sampai Tewas
Peristiwa pembunuhan ini adalah terjadi di rumah kontrakan di kawasan kampung pemulung di Jalan Swadaya
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Cemburu buta adalah membuat HE (73) gelap mata. Lantaran sudah tak kuat mendengar kabar yang menyebutkan istrinya selingkuh dengan pria idaman lain, lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung ini nekat menghabisi nyawa istrinya, RO (43) dengan sebilah golok.
Peristiwa pembunuhan ini adalah terjadi di rumah kontrakan di kawasan kampung pemulung di Jalan Swadaya, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (10/12/2019) dini hari.
Penyidik dari Unit Reskrim Polsek Pamulang, Aiptu Gatot, mengatakan, saat HE yang akrab disapa Mbah membacok istrinya, anaknya adalah sedang tertidur di sebelah ibunya.
“Istrinya lagi nonton TV sambil tiduran, sementara anaknya di sebelah lagi tidur, “ ujar Gatot saat menyambangi lokasi kejadian.
Baca: Pembunuhan Ayah Kandung di Klaten Dipicu si Anak Sering Dimarahi
Mbah yang baru pulang sehabis mencari barang rongsokan ini mencolek istrinya dan meminta dibuatkan kopi.
“Saya towel, ada kopi enggak,” ujar Mbah di ruang pemeriksaan Unit Reskrim Polsek Pamulang.
Namun sang istri justru menjawab ketus, “Sudah sana lu,” ujar Mbah menirukan ucapan RO.
Mbah naik pitam. Kondisi rumah tangga mereka yang memang sudah tidak baik-baik saja, ditambah bayang-bayang kabar perselingkuhan, bikin Mbah makin garang.
Ia lalu mengambil golok di atas kulkas. Mbah kalap dan membacok bagian wajah istrinya.
Warga sekitar kontrakan pun adalah dibuat geger setelah mendengar jerit tangis anak tiga tahun yang memecah keheningan malam itu.
Warga sekitar yang rumahnya saling berdekatan dan hanya dipisah bilik triplek pun langsung keluar untuk mengetahui apa yang terjadi.
“Saya kaget itu langsung ramai-ramai, saya kira kebakaran,” ujar Juju, warga setempat, seperti dilansir TribunJakarta.com.
Setelah keluar, Juju melihat RO yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri, tergeletak tak berdaya dan tubuhnya bersimbah darah.
Sang anak yang berusia tiga tahun menangis tak henti-henti, di samping ibunya.