Saat Erwin dan Vino Menenangkan Jalan Ahmad Dahlan dengan Musik
Selain kucing-kucingan dengan aparat, Erwin dan Vino juga harus menyesuaikan diri dengan wilayah mengamen yang semakin sempit.
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan Wartawan Magang Muhammad Alberian Reformansyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Malam itu, Jalan Ahmad Dahlan dikerumuni banyak kendaraan. Seperti biasanya, jalan tersebut mengutuk para pejalan kaki dengan asap knalpot kendaraan serta bisingnya suara amarah klakson.
Namun, permainan biola Erwin (28) dan petikan gitar Vino (22) setia menemani di sepanjang jalan tersebut. Menghibur para pengendara, menunggu rambu hijau pada lampu lalu lintas, menenangkan kebisingan sejenak di jalan tersebut.
Baca: Deretan Musisi yang Manggung di Gudfest Helipad Parking Gound Senayan
Para pengendara sejenak memperhatikan indahnya pentas kecil tersebut. Erwin dan Vino pun mengitari barisan kendaraan, berharap diberi imbalan oleh yang menikmati alunan melodi dari permainan musik mereka.
"Saya kalau ngamen itu, nggak pake pemaksaan. Kalau emang tidak dikasih (imbalan), tidak apa apa. Orang juga bisa melihat yang bener-bener ngamen untuk cari rejeki buat keluarga atau yang asal-asalan," kata Erwin saat ditemui Jumat (20/12/2019).
Erwin sudah lama menjadi musisi jalanan. Ia mulai menjual suara ketika masih mengenyam pendidikan SMP. Hingga sekarang, hasil jual suaranya itu menjadi sumber utama penghasilannya.
Dari situ, ia menghidupi keluarganya yang terdiri dari istri serta dua anak yang masing-masing berumur 4 tahun dan 3 bulan. "Kadang saya isi acara juga di café atau event-event kalau ada, kalau gak ada ya ke lampu merah ini," Erwin menambahkan.
Baca: Ini Harapan Musisi Areng Widodo untuk Putranya, Holly Caesar yang Merupakan Finalis Indonesian Idol
Awalnya, para musisi jalanan bisa bebas berpentas di tiap sudut kota, termasuk di dalam transportasi umum. Namun, ketika penertiban kota diperketat, mereka menjadi musuh utama Dinas Sosial serta baret coklat (Satpol PP).
Baca: Penyanyi Tegar Septian Cover Lagu India, Netizen Baper
"Saya pun pernah ke panti (sosial), ditangkap (aparat) pernah. Jaman dulu itu waktu ngamen di mobil (transportasi umum), kalau disini, di lampu merah, cuma dikejar sih (dengan aparat)," kata Erwin.
Untuk menghindari konflik dengan aparat, akhirnya Erwin dan Vino pun terpaksa menjadwal ulang kegiatan ngamen mereka."Kita tau tuh akhirnya jam berapa aja mobil dinas sosial lewat, makanya kalau hari biasa saya mulai ngamen saat magrib," jelas Erwin.
Baca: Kurangi Kebiasaan Merokok, Musisi Anji Manfaatkan Rokok Elektrik
Selain kucing-kucingan dengan aparat, Erwin dan Vino juga harus menyesuaikan diri dengan wilayah mengamen yang semakin sempit. Tidak jarang pertikaian antar musisi jalanan terjadi karena masalah wilayah. Sehingga, mereka harus meminta izin untuk mengamen di wilayah yang sudah ditempati musisi jalanan lainnya.
"(Sekarang) dimanapun tempat (mengamen) emang punya aturan, jadi kalau mau ke daerah lesehan misalnya, otomatis kita harus ijin sama anak yang udah ngamen disitu, gimana prosedurnya, apakah antri atau gimana," jelas Erwin.
Baca: Kisah Siska Jadi Waria di Usia Belasan, Masuk Hiburan Dunia Malam di Negeri Jiran Dibayar Jutaan
Minat Erwin di musik pun tidak memadamkan semangatnya untuk mencari nafkah. Bersama Vino, ia tetap gigih menghibur para pengendara, menaklukan telinga-telinga yang mendengar alunan musik mereka.