Menteri Basuki: dari Total 33 Kilometer Panjang Kali Ciliwung, Baru 16 Kilometer yang Dinormalisasi
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan dari total 33 kilometer panjang kali Ciliwung, baru 16 kilometer saja yang sudah dinormalisasi.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan dari total 33 kilometer panjang kali Ciliwung, baru 16 kilometer saja yang sudah dinormalisasi.
Akibatnya, panjang kali yang belum dinormalisasi berdampak pada meluapnya permukaan air hingga menggenangi wilayah sekitarnya.
"Namun mohon maaf bapak Gubernur, selama penyusuran kali Ciliwung ternyata sepanjang 33 kilometer itu yang sudah ditangani dinormalisasi 16 kilometer. Di 16 kilometer itu kita lihat aman dari luapan," ujar Basuki Hadimuljono di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2020).
Baca: 3.100 Gardu Listrik Dipadamkan, Ini Imbauan PLN Kepada Warga Bila Terjadi Banjir
"Tapi yang belum dinormalisasi tergenang," imbuh dia.
Adapun Kementerian PUPR akan menindaklanjuti pengerjaan normalisasi ini dan mendukung upaya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Termasuk pengerjaan proses normalisasi pada kali Pesanggrahan dan sodetan kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur.
Pemprov DKI kata Basuki telah mengambil langkah pembebasan lahan sepanjang 1,2 kilometer.
Adapun 600 meter sudah dikerjakan.
Baca: BMKG: Curah Hujan Sedang-Tinggi Diprediksi Terjadi di Jakarta Hingga 7 Hari ke Depan
Sementara sisanya masih menunggu kesepakatan antara pemerintah dengan masyarakat terdampak.
Kata Basuki, Anies Baswedan sudah menjalin diskusi dengan warga sekitar.
Atas hal tersebut, ia berharap proses pengerjaan normalisasi kali bisa ditangani dengan baik.
Mengingat, Basuki menilai lebar kali Ciliwung yang melintas di Jakarta sudah makin menyempit.
Baca: Erick Thohir Gratiskan Tol Dalam Kota Selama 18 Jam Sebagai Kompensasi Bagi Warga Terdampak Banjir
Hal itu terjadi karena banyak rumah warga yang berdiri bukan lagi di bantaran sungai, melainkan palungnya.
Anies diharapkan bisa memberikan imbauan persuasif kepada warga tersebut untuk mau dipindahkan agar kali Ciliwung bisa dilebarkan lagi.
Jika tidak dilakukan, maka kejadian serupa seperti bencana hari ini akan terus berulang di masa depan.
"Kendala normalisasi pasti harus ada, karena lebarnya sudah sempit, lebarnya berkurang. Kalau lihat sekarang itu rumah berdiri bukan di bantaran, tapi di palung sungai. Ini bukan hal yang mudah. Ini keahlian beliau (Anies) untuk persuasif. Tanpa itu, pasti akan menghadapi kejadian berulang seperti in," ungkap Basuki.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.